Surat Rindu Untuk Prabowo


Assalmualaikum pak Prabowo, salam rindu untuk bapak..

Maaf sebelumnya pak saya menulis surat 'rindu' ini. Sebetulnya saya belum pernah bertemu dengan bapak (walau masih mimpi ingin bisa bertemu). Akan tetapi saya sering mengikuti perkembangan-perkembngan berita khususnya tentang bapak.

Jujur saya mulai mengagumi bapak pada saat pilpres 2014 kemarin sampai detik ini. Banyak orang yang menganggap bapak adalah "sang macan" karena semangat dan keberaniaanya dalam membela NKRI. Tapi waktu demi waktu yang mungkin hanya saya yang rasakan kalau "sang macan" sekarang seperti lagi tertidur. Wakil-wakil "sang macan" di pentas drama (DPR-red) seakan tidak ada gaungnya pula.

Bapak Prabowo yang saya cintai,

Apakah perlu kami bangunkan engkau dari tidurmu agar engkau tau bagaimana kami sedang merasa mati berdiri saat ini.

Apakah perlu kami teriakan di dekat telinga engkau agar engkau mendengar jeritan tangis kami.

Jika engkau bilang bahwa kita adalah benteng terakhir dalam keutuhan NKRI, percayalah pak benteng itu akan runtuh dengan sendirinya kalau kita tidak berbuat apa-apa.

Kami sadar, kami belajar sabar dari pribadi engkau
Kami belajar berjiwa kesatria dari engkau
Tapi pak satu yang kami pahami, bahwa kami kini belajar berani untuk melawan terhadap apa yang dianggap bertentangan dengan aturan bangsa kami.

WAHAI MACAN BANGUNLAH...

MERDEKA!!!

Salam,

Aditya Iman
email: aditya.iman89@ymail.com