Polwan Berjilbab, MUI: Kemenangan Besar Bagi Umat Islam






Anggota Komisi Hukum MUI Pusat, Brigjen (Pol) Anton Tabah menyambut gembira atas ditetapkannya Keputusan Kapolri yang mengatur tentang seragam Polwan berhijab.



“Alhamdulillah regulasi jilbab Polwan disahkan dengan Kep Kapolri Nomor: 245/III/2015. Tanggal 25 Maret 2015. Itu merupakan sebuah kemenangan bagi umat Islam,” ujar Dr. Anton kepada awak hidayatullah.com, Rabu (25/03/2015).



Sebagaimana diketahui keputusan itu disahkan dengan Kep Kapolri Nomor: 245/III/2015, Tanggal 25 Maret 2015 tentang Perubahan Atas Sebagian Isi Surat Keputusan Kepala Kepolisian Negara RI No Pol: SKEP/702/IX/2005 tanggal 30 September 2005 tentang Sebutan, Penggunaan Pakaian Dinas Seragam Polri dan PNS Polri.



Dr. Anton mengungkapkan jika dirinya yang termasuk ikut merintis supaya keluar keputusan Kapolri soal Polwan berhijab.



Ketika itu, Staf Ahli Kapolri ini mengaku sepulang dari studi banding di Inggris Desember 2009 sampai Januari 2010 bersama Jendral Tanos yang ketika itu sebetulnya studi tentang Police Complain, ia tertambat melihat Polwan Inggris Muslimah yang uniformnya berjilbab. Dan saat pulang ke Indonesia, lanjutnya, ia membuat laporan tentang Polwan berjilbab di Inggris tersebut.



“Pulang dari Inggris saya buat laporan tugas ke Kapolri tertuju Presiden SBY tentang Jilbab Polwan. Dengan alasan di berbagai Negara sekuler liberal aja malah sudah membuat Perkap uniform Polwan Muslimah,” ungkap Dr. Anton.



Sementara, di Indonesia yang Negeri dengan Muslim terbesar di dunia, kata Dr. Anton, justru malah melarang Polwan Muslimah untuk berjilbab.



“Dari Lapgas tadi itu disambut dengan cethar membahana, dan beberapa perwakilan Polwan serta wanita TNI mendatangi saya ke kantor dan rumah memberikan dukungan. Saya semakin semangat meskipun terbentur dengan Kapolri Timur dan Wakapolri Nanan yang dengan statement keras, ‘Polwan yang ingin berjilbab silahkan keluar dari Kepolisian’,” kenang Dr. Anton.



Meski tidak mendapat dukungan dari Kapolri dan Wakapolri, semangat Dr. Anton tidak pernah surut, meskipun harus siap dengan menerima berbagai konsekwensi terhadap karirnya di Kepolisian. Ia pun akhirnya menulis di salah media dan dimuat. Namun, yang terjadi, katanya, justru Pimpinan Polri semakin marah kepadanya.



“Sekali lagi saya sangat bersyukur, Allah Subhanahu Wa Ta’ala menolong Polwan untuk segera bisa berjilbab. Cucu saya yang cewek ternyata juga menyambut gembira dan langsung telpon, ‘Kakek besok saya boleh jadi Polwan ya, Kek?’. Saya jawab harus, Nak. Meskipun cucu-cucu saya kini masih SD dan TK tapi suka-cita ini sudah mereka rasakan,” pungkas Dr. Anton. (Hidayatullah)