Ziarah KOSTRAD Ke Makam Pak Harto, Ada Apa?






by Hazmi Srondol



Sore kemarin (29/3/2015), para Prajurit Kostrad (Komando Strategis Angkatan Darat) melakukan ziarah ke makam Presiden RI kedua, Jendral Besar TNI Soeharto beserta istri di Astana Giribangun, Metesih. Kata "astana" sendiri dalam bahasa Jawa berarti "makam" atau "sarean".



Ziarah ini dipimpin langsung oleh KSAD Jenderal Gatot Nurmantyo yang didampingi oleh Panglima Kostrad Letjen Mulyono. Dalam acara ini, dibacakan surah Yasin, tahlil, pembacaan doa, tabur bunga dan ditutup dengan makan siang bersama antara para prajurit dan panglimanya.



Acara ziarah ini mungkin tampak biasa saja. Sekilas baca informasinya seperti sekedar untuk memperingati hari ulang tahun Kostad yang didirikan oleh pak Harto pada tanggal 6 Maret 1961.



Namun entah, secara pribadi saya merasakan ada sesuatu yang "berbeda" dihajatan ziarah ini.



Seperti kita ketahui, acara ziarah dalam Islam adalah kegiatan yang pernah dilarang orang Rasulullah namun pada kemudian hari diperbolehkan dengan tujuan agar umat Islam bisa mengingat kematian, sebuah hal yang paling pasti dalam kehidupan ini.



Sedangkan untuk orang Jawa, budaya ziarah ada beberapa hal yang sedikit berbeda pemahamannya. Ziarah atau sering disebut "nyadran" ini lazimnya dilakukan pada awal atau pertengahan bulan Ruwah menjelang masuk bulan Ramadhan.



Dalam pelaksanaanya, nyadran ada berbagai macam jenis dan motivasinya, antara lain: Ngalap berkah, gorowasi, widiginong, samaptadanu.



Sedang ziarah diluar waktu bulan Ruwah, biasanya merupakan kegatan dadakan sebagai acara meminta restu apabila orang Jawa tersebut sedang ada hajat atau proyek besar kepada arwah leluhurnya.



Hal inilah yang membuat saya menjadi bertanya-tanya. Apakah TNI AD dan Konstrad sedang ada "hajat besar" sehingga harus meminta restu kepada leluhur Kostrad? Apalagi dalam kondisi politik Indonesia saat ini yang sedang gonjang ganjing?



Entahlah, saya hanya sebatas menduga duga mengingat ternyata di acara tersebut, hadir juga rombongan keluarga besar Kostrad baik bapak-bapak mau pun ibu-ibunya sebagai berikut:



Pangdivif 1 dan 2 Kostrad, Kasdivif 2 Kostrad, Irkostrad, Asren Kostrad para Asisten Kaskostrad, Kabalak Kostrad dan Komandan satuan jajaran Kostrad Serta Ketua Persit Kartika Chandra Kiranan, Ketua dan pengurus Persit KCK PG Kostrad.



Yah, kita tunggu bersama-sama untuk memastikannya. Tak lupa sedikit luangkan waktu untuk ikut serta mendoakan arwah pak Harto yang masih "hidup" di alam baka sana.



"Suma ila ruhi khususon Bapak Haji Muhammad Soeharto, Al Fatihah...!"