Kekerasan berbau SARA di India: Masjid dan Rumah dibakar, 150 Muslim terusir


Penyerangan terhadap kelompok Muslim terjadi di Atali, Ballabhgarh City, India terjadi pada Senin (25/5) malam lalu. Masalah berasal dari kasus sengketa pembangunan Masjid sejak 5 tahun sebelumnya, yang lokasinya berdekatan dengan sebuah kuil. Masjid tersebut telah dibakar beserta puluhan rumah di sekitarnya. Sehingga membuat Muslim di sana pergi meninggalkan desa.

Sekitar 150 orang harus kehilangan tempat tinggal mereka beserta isinya, sementara tetangga mereka kini telah berubah menjadi musuh. Mereka menginap di kantor polisi Ballabhgarh City dengan fasilitas seadanya.

"Kami tidak memiliki makanan. Kami tidak memiliki pakaian. Kami harus bergantung pada orang-orang di sini. Anak-anak jatuh sakit di tengah (suhu) panas. Ketika kami mengeluh pada anggota komisi kelompok minoritas tentang hal ini, mereka kemudian memberi kami pendingin", jelas Nizam Ali, salah satu korban yang tinggal 3 rumah dari lokasi Masjid dibakar.

Pemerintah telah menyediakan makanan, namun dinilai masih terlalu sedikit oleh para pengungsi.

"Banyak makanan yang berasal dari donatur, LSM dan kerabat lokal. Pisang, nasi, beberapa rotis dan dal. Itu semua kita makan dalam beberapa hari terakhir," kata Mumtaz yang kini telah kehabisan uang untuk membeli susu bagi anaknya yang berusia 5 tahun.

Sebuah tim sempat kembali ke desa untuk memeriksa keadaan. Tapi mereka segera bergegas pergi dari sana, serta sepakat bahwa kembali ke desa bukanlah pilihan.

Menurut keterangan polisi, kebanyakan keluarga tidak ingin pulang karena merasa tidak aman. Sementara seorang korban menyatakan jika harta bendanya telah musnah oleh penyerang.

"Semua uang kami telah dijarah. Buku-buku sekolah telah dibakar. Pakaian kami hilang, mobil kami dibakar. Kami tak punya apa-apa yang tersisa. Bagaimana kami bisa kembali?", keluh Fakrudeen Haji, seorang pemilik bisnis transportasi.

Seorang pemilik rumah yang berada tepat di seberang masjid menyatakan, pada saat serangan itu, mereka berkumpul shalat Maghrib. Sedangkan polisi India dinilai lambat bertindak merespon laporan.

"Kami terus memanggil polisi, tetapi mereka tidak datang. Penyerang masih belum ditangkap dan polisi meminta kami untuk kembali ke rumah. Bagaimana bisa? Kami menolak untuk meninggalkan kantor polisi sampai yakin bahwa kami akan aman", kata Isak Lambardar.

Menurut laporan FIR yang dimuat Indian express, sekitar 2000 massa dengan bermacam senjata menyerbu, menjarah dan membakar, sehingga hanya dalam beberapa jam saja mereka telah menghasilkan kehancuran di sana. Masjid, puluhan rumah, toko, 3 mobil, motor dan harta lainnya musnah dibakar. (Indian express/rslh)