Ust. Musyafa Ahmad Rahim
Terus terang, semenjak salah seorang kawan yang menjadi dosen di LN mengirim hadits sebagaimana tertera dalam gambar, meskipun dalam konteks yang berbeda, dan juga fokus tema yang berbeda pula...
Aku sangat tergelitik, lalu tergerak untuk mencoba memahami, dan mata ini justru tertumbuk pada bagian akhir hadits.
"... dan sesungguhnya aku harap bertemu Allah di dalam keadaan tidak seorang pun dari kamu menuntut aku lantaran menzhalimi di jiwa atau di harga."
Ya Allah...
Bimbinglah diri yang lemah ini
Jangan sampai di akhirat nanti
Ada seorang bani insani
Yang menuntut diri ini
Dengan suatu kezhaliman, amin.
Bayangkan saja, bahasa Rasulullah SAW, beliau yang غفر له ما تقدم من ذنبه وما تأخر (telah diampuni dosa-dosanya yang dulu maupun yang kemudian)...
Terasa sekali ketakutan beliau terhadap kemungkinan adanya seseorang menuntut beliau atas suatu kezhaliman...
MasyaAllah...