by Leo Kusuma
SIAL SEKALI NASIB BONI HARGENS
Barangkali lebih beruntung nasibnya Fadjroel Rahman yang diangkat (tanpa proses seleksi) menjadi anggota Komisaris Utama Adhi Karya (perusahaan jasa konstruksi).
Sementara Boni Hargens hanya dikasih jatah (tanpa seleksi pula) sebagai anggota Dewan Pengawas LKBN Antara.
Memang ada sama-sama BUMN, tetapi yang satu BUMN di bidang jasa konstruksi, yang satu lagi di bidang jasa media. Kantor Berita Antara, malahan lebih populer MetroTv, malahan lebih bergengsi sebagai komisarisnya MetroTv yang diincar oleh banyak stasiun media berita.
Ironi manusia, gaji sebagai dosen juga pas-pasan, sebagai peneliti pun pas-pasan, order panggilan banyak pesaingnya, lalu gaji sebagai Dewan Pengawas LKBN pun hanya cukup buat menutup yang pas-pasan itu.
Kalau Fadjroel bisa dapat "komisi" setiap saat, setiap ada proyek infrastruktur; maka Boni Hargens mesti berpuasa dulu sampai musim Pemilu 2019 nanti. Itu juga dengan catatan kalau yang bersangkutan masih "betah".
Usia masih muda, tetapi sudah rela membuang-buang nama. Barangkali Boni Hargens perlu merenungkan, kalau manusia mati itu meninggalkan "nama".
Semua orang di Indonesia, semuanya terlepas dia pendukung siapa akan ada mencatat, siapakah Bonie Hargens itu. Riwayat bangsa Indonesia akan selalu mencatatkan kepada dia punya perbuatan dan ucapan. Kita manusia bukan makhluk abadi, karena hidup hanya sekali.[]