Tidak apa-apa bilang "KEBETULAN"
Abu Musa al-Asy’ari* ra. berkata,
قدمنا فوافقنا النبي صلى الله عليه وسلم حين افتتح خيبر فقال النبي صلى الله عليه وسلم لكم أنتم يا أهل السفينة هجرتان
"Kami datang (ke Madinah) KEBETULAN pas Nabi SAW baru saja menaklukkan Khaibar. Beliau berkata; kalian hai para penumpang kapal, kalian mendapatkan dua hijrah.” [muttafaq alaih]
1- Kami datang, maksudnya datang ke Madinah dari Habasyah.
2- Kata "kebetulan" dengan berbagai derivasinya sangat banyak terdapat dalam hadits dan kitab-kitab para ulama.
3- Kata "kebetulan" adalah amat sangat mungkin banget bagi manusia, tapi ia mustahil bagi Allah SWT.
4- Tidak mengapa kita mengatakan "kebetulan". Yang tidak boleh adalah menisbatkan kebetulan kepada Allah SWT.
5- Dalam fatwa Lajnah Daimah disebutkan,
ليس قول الإنسان قابلت فلانا صدفة محرما ولا شركا؛ لأن المراد منها قابلته دون سابق وعد أو اتفاق على اللقاء مثلا، وليس في هذا المعنى حرج
"Perkataan seseorang 'KEBETULAN aku ketemu fulan', bukanlah sesuatu yang haram ataupun syirik. Karena yang dimaksud adalah, aku bertemu dengannya tanpa ada janji atau kesepakatan sebelumnya untuk ketemu. Dan (kata kebetulan) dalam makna ini tidak mengapa." [fatawa al-Lajnah ad-Da’imah, nomor 4800]
6- Saya nulis status ini karena 'kebetulan' liat postingan (gambar atas) tentang kebetulan yang tidak betul :)
Wallahu a’lam..
*dari status fb ustadz Abduh Zulfidar Akaha
___
NB: Abu Musa al-Asy'ari (bahasa Arab: أبو موسى الأشعري), yang bernama asli Abdullah bin Qais bin Sulaim al-Asy'ari, adalah salah seorang sahabat Nabi Muhammad. Abu Musa al-Asy'ari berasal Yaman, dan masuk Islam di Mekkah sebelum terjadinya Hijrah. Ia dan dua saudara tuanya Abu Burdah dan Abu Ruhm, beserta 50 orang kaumnya meninggalkan Yaman dan ikut berhijrah ke Habasyah dengan menaiki dua kapal. Abu Musa dan kaum pengikutnya kemudian berhijrah dari Habasyah ke Madinah dan menemui Nabi Muhammad 'kebetulan' pas Nabi baru saja selesai Pertempuran Khaibar pada tahun 628 M.