Era Jokowi Realisasi Pajak Paling Rendah Dalam 10 Tahun Terakhir, Tapi Dicitrakan Hebat Tembus 1000 Triliun


ANTARA HEBOH BERITA & REALITA

HEBOOOOHHHHH... Ya sepertinya janji 'Kita Bikin Rame' ini satu-satunya janji saat Pilpres yang sudah direalisasi.

Dan sesuatu yang sebetulnya adalah KEGAGALAN (karena tidak sesuai target, bahkan terpuruk dalam 10 tahun terakhir), oleh media dihebohkan seolah-olah KEBERHASILAN dan KEHEBATAN pemerintahan era Jokowi.

Seorang pengamat dari UGM, Tarli Nugroho membeberkan angka-angka yang diperoleh dari Dirjen Pajak terkait pencapaian penerimaan Pajak dalam 10 tahun terakhir.

Berikut penuturan Tarli Nugroho mengomentari berita heboh "Pertama dalam Sejarah Indonesia, Penerimaan Pajak Tembus Rp 1.000 Triliun" (KOMPAS, 28/12/2015).

Pada 27 November 2015, artinya kurang lebih sebulan yang lalu, realisasi penerimaan pajak baru mencapai Rp806 triliun. Jadi, hingga sebulan yang lalu persentase realisasi penerimaan pajak baru mencapai 64,75 persen dari target Rp1.294 triliun yang dipatok oleh pemerintah. Itu adalah angka realisasi penerimaan pajak paling rendah dalam sepuluh tahun terakhir.

Sebagai perbandingan, pada tahun sebelumnya, hingga Oktober 2014, target penerimaan pajak sudah mencapai 72,3 persen. Sampai di situ kita bisa paham kenapa Dirjen Pajak Sigit Pramudito kemudian harus mengundurkan diri dari jabatannya pada awal Desember silam. Kinerja lembaganya setahun ini memang sangat buruk.

Ajaibnya, hanya dalam tempo kurang dari sebulan, realisasi penerimaan pajak segera tembus Rp1.000 triliun. Kalau mengikuti klaim Menteri Bambang, angka itu didapat sesudah menteri melakukan lobi kepada sejumlah wajib pajak perorangan dengan menggandeng BIN. Luar biasa! Lalu dongeng tentang realisasi penerimaan pajak yang tembus seribu triliun inipun digoreng sedemikian rupa dengan banyak sekali bumbu. Begitulah.

Apakah pencapaian itu merupakan prestasi?!

Mengacu kepada angka, sesuai prediksi, realisasi penerimaan pajak tahun ini merupakan yang terendah dalam sepuluh tahun terakhir. Diperkirakan, realisasi pajak tahun ini hanya akan mencapai 78-80% saja, dimana kita mengalami shortfall (kekurangan) sebesar Rp260-290 triliun.

Celakanya, meski realisasi penerimaan pajak sangat rendah tahun ini, pada APBN 2016 pemerintah telah mematok target pajak yang semakin melambung, yaitu menjadi Rp1.546 triliun, alias naik 16%.