[Piyungan Online] Ramai tentang Pungutan Dana Ketahanan Energi (DKE) yang sedang digaungkan Menteri ESDM Sudirman Said akankah bernasib seperti ‘kegaduhan’ GOJEK yang dibuat oleh Menteri Perhubungan yang berakhir pada tataran pencitraan penolakan oleh Presiden Jokowi?
Bisa saja pada detik-detik akhir sebelum tanggal 5 Januari 2016 (dimana akan mulai berlakunya DKE), karena respon negatif masyarakat akhirnya Presiden menjadi penentu akhir untuk kata penolakan kepada rencana pungutan Dana Ketahanan Energi.
Seolah sebuah Test the water, menunggu respon dari masyarakat, apabila tidak ada gejolak maka akan dilanjutkan tetapi apabila mendapat respon negatif masyarakat maka akhirnya akan ditolak oleh Presiden.
Belajar kepada kegaduhan soal GOJEK, dimana masyarakat akhirnya merespon negatif rencana Menteri Perhubungan untuk menghentikan operasional GOJEK, selanjutnya Presiden yang akhirnya menolak rencana anak buahnya tersebut; bukankah hal yang aneh dimana Menteri Perhubungan seolah tidak lakukan koordinasi dahulu dengan Presiden sebelum berbicara ke publik (masyarakat), dan Presiden tiba tiba menjadi ‘pahlawan’ pihak yang membela Masyarakat dengan menolak rencana anak buahnya sendiri?
Menteri Keuangan menjelaskan proposal pungutan dana ketahanan energi yang disampaikan Menteri ESDM sampai saat ini belum ada. Menkeu mengaku tidak tahu apa yang dimaksud dengan pungutan dana ketahanan energi tersebut.
Direktur Pemasaran Pertamina membantah ada dana ketahanan energi di dalam harga BBM yang akan dipasarkan Pertamina mulai 5 Januari 2016. Pertamina sampai saat ini hanya mengenal komponen laba dalam harga BBM baru. Keuntungan tersebut juga bukan untuk dana ketahanan energi.
Akankah kegaduhan pungutan Dana Ketahanan Energi akan seperti kegaduhan soal GoJek?
Banyak netizen dan bahkan para pengamat yang meramalkan keributan DKE akan mirip dengan GOJEK.
"Uang Rp 200 memang tidak berharga. Tapi karena potensinya mencapai Rp 40 miliar sehari, segala cara perlu dicoba. Bila perlu dengan aksi sandiwara untuk memunculkan aktor pahlawan penerima piala citra," ujar Joko Intarto, seoarang wartawan dan penulis buku, di laman facebooknya, Selasa (29/12/2015).
"Akan ada pahlawan 'pro rakyat' yang sebelum tanggal 5 Januari 2016 atau sesaat sebelum penarikan Rp.200/ liter premium, dan Rp. 300/liter solar yang akan membatalkan keputusan tersebut. Lalu sama-sama kita harus tepuk tangan dan acungi jempol... #prediksi2016," tulis netizen Nugroho Slamet.
Mari kita amati terus... apakah Prediksi awal 2016 ini akan terbukti.
Kalau terbukti benar, sudah selayaknya rakyat memberi tepuk tangan meriah lahirnya 'PAHLAWAN'.