Assalamualaikum Wr Wb,
Bismillahirahmanirahim,
Berikut kami sampaikan penjelasan terkait kunjungan silaturahim DPP PKS kepada Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Senin 21 Desember 2015.
Pertama, kunjungan tersebut adalah itikad baik yang datang dari kedua belah pihak untuk menjalin silaturahim sebagai sesama Muslim dan sesama anak bangsa.
Silaturahim ini tidak terjadi secara tiba-tiba, tapi melalui proses komunikasi yang cukup lama sejak Musyawarah Nasional (MUNAS) PKS pada September 2015.
Pada MUNAS PKS yang lalu, Presiden Joko Widodo melalui Menteri Sekretaris Kabinet menyatakan kesediaannya untuk hadir dan bersilaturahim dengan pengurus DPP PKS yang baru seandainya diundang, namun niatan baik tersebut tertunda karena ada agenda Presiden RI dalam rangka kunjungan ke negara-negara Timur Tengah.
Sebelum Musyawarah Kerja Nasional (MUKERNAS) PKS pun niat baik Presiden Joko Widodo akan hadir juga tersampaikan namun dengan beberapa pertimbangan teknis acara, masih belum bisa terlaksana. Setelah melakukan komunikasi lanjutan, akhirnya disepakati waktu yang tepat untuk pertemuan tersebut pada Senin, 21 Desember 2015.
Kedua, dalam kunjungan tersebut tidak ada pembicaraan terkait posisi atau jabatan politik. Suasana diskusi berjalan dengan cukup cair dan penuh keterbukaan, sehingga PKS berkesempatan menyampaikan pandangan dan masukan yang kritis dan konstruktif kepada Presiden Joko Widodo. Kita juga menyampaikan bahwa posisi PKS tetap di luar pemerintahan bersama Koalisi Merah Putih (KMP) sebagai partai Oposisi Loyal.
Meskipun PKS di luar pemerintahan (oposisi) , PKS tetap loyal dengan kepentingan bangsa dan negara. PKS senantiasa loyal dengan agenda-agenda pro-rakyat dan pro-kebangsaan.
Dalam kesempatan tersebut, kita menyampaikan pentingnya pemerintah peduli pada nasib WNI yang menjadi buruh migran. Tepat sehari sebelumnya, DPP PKS mengadakan Acara Peringatan Buruh Migran Internasional.
Kita juga menyampaikan pentingnya perhatian pemerintah terhadap Program Ketahanan Keluarga. Di hari yang sama dengan kunjungan tersebut DPP PKS juga pada pagi harinya mengadakan Peringatan Hari Ibu sebagai upaya memperjuangkan Program Ketahanan Keluarga.
Selain topik-topik tersebut, pembicaraan pun melebar pada permasalahan penurunan penerimaan pajak, masalah infrastruktur, ketahanan dan kedaulatan pangan, reformasi birokrasi, sampai pada persoalan hubungan Luar Negeri, termasuk dengan negara-negara Timur Tengah.
Ketiga, mari kita bersama-sama menyamakan konstruksi berpikir kita sebagai partai dakwah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Mari bangun rasa kebersamaan dengan semua elemen bangsa untuk kepentingan bangsa yang lebih besar.
Kompetisi pileg, pilkada dan pilpres adalah sebuah kontestasi kebaikan bukan ajang permusuhan. Sehingga ketika kompetisi tersebut usai, sewajarnya kita menjalin kembali tali silaturahim yang sempat terputus. Perbedaan posisi politik tidak boleh menjadi halangan untuk bisa saling bekerjasama. Justru karena beda posisi itu kita harus bisa saling melengkapi dan menasehati satu sama lain.
Keempat, PKS adalah entitas partai politik yang tidak bisa berdiri sendiri. Sinergi dan kolaborasi dengan semua elemen bangsa adalah sebuah keniscayaan hidup di negeri yang penuh keragamaan. Mari terus perluas pergaulan sekaligus perkuat karakter. Negeri ini sangat beragam maka kita harus bisa membangun jiwa yang lapang dada, saling memahami dan menghargai.
Ijtihad politik PKS dalam membangun koalisi harus berdasarkan pada hubungan kerjasama yang sejajar (equality), saling menghormati (mutual respect), memberikan kemaslahatan publik (public benefit) dengan tetap menjaga prinsip dan karakter luhur sebagai partai dakwah.
Kelima, Silaturahim DPP PKS ke Istana Negara adalah sebuah langkah awal PKS untuk terus membangun komunikasi politik yang rendah hati, hangat dan terbuka dengan seluruh anak bangsa. Oleh karena itu DPP PKS menyerukan kepada:
(1) Seluruh kader, simpatisan dan konstituen PKS dimana pun berada
(2) Seluruh pengurus Partai dari tingkat Pusat hingga Ranting
(3) Seluruh kader PKS yang menjadi pejabat publik, baik di legislatif maupun eksekutif dari tingkat Pusat hingga Daerah;
agar senantiasa proaktif menjalin silaturahim dengan seluruh elemen bangsa agar tercipta suasana politik yang lebih kondusif dan semakin matang sehingga memberikan kemasalahatan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Demikian penjelasan ini kami sampaikan untuk kita bersama. Semoga Allah Swt memberikan kelapangan dada pada setiap diri kita, menguatkan keyakinan dan memantapkan hati-hati kita dalam menjalani kehidupan berjamaah/berpartai ini. Amin Ya Rabbal Alamin.
Jakarta, 24 Desember 2015
Wassalamualaikum Wr Wb
Mohamad Sohibul Iman
Presiden PKS
__
*Sumber: pks.id