Fahri Menghitung Hari?


Isu pergantian Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah semakin mencuat setelah Setya Novanto mundur menjadi Ketua DPR.

Merespons kabar ini, Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid menegaskan, urusan pergantian Fahri Hamzah sebagai Wakil Ketua DPR adalah urusan dan keputusan Presiden PKS, Sohibul Iman.

Dilansir Sindonews, mantan Presiden PKS itu mengatakan, meski dirinya mengetahui siapa yang akan menggantikan Fahri, Hidayat mengaku tidak akan mengungkapkan lantaran tidak berhak untuk menyampaikan hal tersebut.

"Saya enggak mau bicarakan rumor yang belum pasti. Lagipula itu urusan Presiden PKS. Jika ada pergantian, maka yang berhak menyampaikan adalah presiden," ujar Hidayat saat dikonfirmasi, Senin (4/1/2016).

Wakil Ketua MPR itu membantah ada tekanan dari luar seperti tekanan dari pemerintah, jika nantinya PKS melakukan pergantian kursi Wakil Ketua DPR.

Menurut Hidayat, PKS tidak pernah bisa ditekan dari luar. Keputusan partainya adalah berdasarkan atas apa yang diperlukan.

"Ditekan seperti apapun dari pengalaman PKS tidak akan mempan. Apapun keputusan yang diambil maka itu memang karena perlu diambil. Untuk itu yang bisa menjawab hanya presiden, saya tidak berhak menjawab," tandasnya.

Sementara itu, pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI), Muhammad Budyatna menilai selama ini Fahri dikenal sebagai sosok yang pemberani. Budyatna bercerita saat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi Presiden, Fahri sangat lantang meneriakkan kasus Century hingga membuat SBY gerah.

Sementara itu pada era Joko Widodo (Jokowi) menjadi Presiden, kata dia, Fahri juga tetap melontarkan berbagai kritik tajam dan seperti tidak kenal takut. Terakhir Fahri sangat vokal menyerukan pembentukan Pansus Skandal Freeport.

"Dari dulu dia vokal. Ketika era SBY, Fahri pun dikenal vokal, namun karena dia dikenal sebagai orangnya Anis Matta, dia aman. Tapi sekarang penguasanya lain,sehingga kevokalan dia akan berdampak pada posisinya sebagai wakil ketua DPR," jelasnya, dikutip RMOL.

Budyatna mengakui PKS dikenal sebagai partai yang gencar melalukan kritik, baik berada di dalam maupun di luar pemerintahan.

Fahri Hamzah saat dikonfirmasi pencopotan dari dari kursi pimpinan DPR, ia hanya memberi sinyal siap meninggalkan jabatan itu jika sewaktu-waktu dilengserkan. "Saya siap jadi gembel lagi," ujarnya, Rabu, 23 Desember 2015, dikutip Tempo.

Tentang kebenaran kabar pencopotan dirinya, menurut Fahri informasi itu baiknya ditanyakan kepada Dewan Pimpinan Pusat PKS. "Jangan tanya saya. Kalau itu biar DPP yang menjelaskan. Saya ikut aturan main saja," katanya.