Oleh: KH. Abdullah Gymnastiar (Aa Gym)
Semoga Alloh Swt. Yang Maha Mengetahui setiap gerakan-gerakan halus di ruang angkasa hingga di dasar terdalam samudera, menjadikan kita sebagai hamba-hamba-Nya yang senantiasa istiqomah menjaga lurusnya niat dalam setiap ucapan dan perbuatan. Sholawat dan salam semoga selalu terlimpah kepada baginda nabi Muhammad Saw.
Barangsiapa yang ingin ucapannya dimudahkan oleh Alloh Swt. sehingga hilang kelu, kemudian bisa menjadi jalan perbaikan, memiliki daya ubah yang menggugah dan penuh makna, maka amalkanlah doa nabi Musa a.s.
Doa tersebut diabadikan oleh Alloh Swt. di dalam Al Quran, “Robbisyrohlii shodrii wa yassirlii amrii wahlul ‘uqdatan min lisaani yafqohuu qoulii”, yang artinya, “Duhai Robb-ku, lapangkanlah dadaku, mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lisanku, supaya mereka mengerti perkataanku.” (QS. Thoha [20] : 25-28)
Doa ini dipanjatkan oleh nabi Musa a.s manakala Alloh Swt. memerintahkannya untuk datang kepada Firaun dan menyampaikan kebenaran kepada raja yang zholim itu. Alloh Swt. berfirman, “Pergilah kepada Firaun, sesungguhnya ia telah melampaui batas.” (QS. Thoha [20] : 24)
Para ahli tafsir menerangkan bahwa nabi Musa a.s adalah utusan Alloh Swt. yang memiliki kekurangan sebagaimana manusia pada umumnya. Kekurangan nabi Musa a.s adalah kekakuan lisannya manakala berbicara. Maka dari itu, agar bisa memenuhi perintah Alloh Swt. untuk berdakwah kepada Firaun, nabi Musa a.s memanjatkan doa tersebut kepada Alloh Swt.
Saudaraku sekalian, mari kita perhatikan urutan dalam doa ini. Setelah kita perhatikan maka kita bisa melihat berarti orang yang bisa dimengerti ucapannya, bisa dimudahkan urusannya, adalah orang yang paling lapang hatinya. Maka kita harus meminta kepada Alloh Swt. agar dilapangkan hati kita.
Ada sebuah perumpamaan. Di sebuah padang rumput yang luas, ada seekor gajah besar tak akan jadi masalah. Namun, jika di dalam kamar yang sempit, seekor tikus bisa menjadi masalah yang besar.
Demikianlah orang yang berhati lapang, ia akan lebih mudah dalam menghadapi persoalan hidupnya. Orang yang berhati lapang pun, setiap ucapannya tidak diselimuti dengan hawa nafsu dan emosi. Sehingga setiap perkataan yang lahir dari lisannya akan menjadi indah, santun, mengandung kebenaran dan kebaikan, penuh manfaat, berkah, menggugah dan berdaya ubah.
Alloh yang menggenggam hati, Alloh yang menguasai segala urusan, dan Alloh kuasa menuntun lisan kita. Mintalah kepada Alloh, Dzat Yang Maha Kuasa atas segalanya. Wallohu a’lam bishowab.
Sumber: http://ift.tt/1HBjq0P