Wacana perebutan Freeport dan blok Mahakam cuma sebatas gertak media untuk bargain... Selama politik berbasis hutang dan campur tangan asing, tak akan pernah ada kedaulatan untuk tambang dan migas Indonesia..
Setelah dengan Freeport kalah nego dan memberikan izin ekspor konsentrat tanpa tahu kapan dibangun Smelternya.. Sekarang Blok Mahakam juga bakal menguap ke Asing, padahal Kontrak Total E&P dalam mengelola Blok Mahakam memang akan habis pada 2017.
Dua kekayaan alam Indonesia kekal abadi dikuasai Asing.. Dalam hal pengelolaan Sumber Daya Alam, Si Said tidak lebih baik ketimbang Jero Wacik dan Jokowi hanya Plonga Plongo gak ngerti apa-apa.
Total sudah "nyedot" minyak kita hampir 50 Tahun, Freeport nyedot emas dan tembaga kita juga hampir 50 tahun... Tetap tidak ada keberanian Jokowi memutuskan kontrak dengan Asing.. Malah menumbuhsuburkan industri hulu dan hilirnya..
Kalo Freeport janji bangun Smelter dan Mahakam janji investasi US$ 1,5 miliar-US$ 2 miliar setahun. Daaaaaaan... Jokowi juga lebih ahli dalam janji-janji busuk...
Blok Mahakam dikelola Total, secara bisnis dan manajemen akan sangat bagus dan ribuan teman2 yang bekerja di sana akan senang karena standar gaji dan kehidupan sangat bagus dibandingkan jika dipegang Pertamina... Cuma yang harus dipikirkan adalah hasil dan kekayaan alam Indonesia harus dikembalikann bagi kehidupan Rakyat.. Bukan disedoti Asing2 yang rakus...
Andai ada pengambilalihan kepemilikan seperti yang dilakukan Chavez di Venezuela, kita akan saksikan sekolah-sekolah murah, kesehatan murah dan bangsa kita akan jadi boss di negeri sendiri, bukan jadi budak di negeri-negeri asing. Bertebaran dan dihina kemanusiaannya.
(Agus Santoso)