Istidlaal (berdalil) dalam agama Islam ini memang benar-benar menuntut kita untuk bisa berpikir cerdas. Sayang sekali, sebagian orang yang menisbatkan diri mereka sebagai “kaum intelektual Islam” mengatakan bahwa mengucapkan “selamat Natal” kepada orang Nashrani itu boleh-boleh saja karena tidak ada dalil yang memuat pelarangan ini secara eksplisit.
Padahal, apa hakikat mengucapkan “selamat Natal” kepada orang Nashrani? Hakikatnya adalah kita mengucapkan selamat atas kelahiran anak Tuhan, karena itulah keyakinan mereka. Jika mengucapkan “selamat membunuh” kepada orang yang mau membunuh akan disebut sebagai pendukung teroris, supporter terorisme, terrorist sympathisers, atau kata-kata keji yang lain (yang memang benar adanya), dan jika mengucapkan “selamat berzina” kepada orang yang mau berzina akan disebut sebagai pendukung kebejatan, sampah masyarakat, atau kata-kata negatif lainnya (yang memang benar adanya), maka bagaimana pula dengan mengatakan “selamat atas kelahiran anak Tuhan”??!! Kebathilan apa yang lebih baathil daripada hal ini??!!
Ada yang menantang untuk menunjukkan mana dalil yang secara eksplisit menunjukkan bahwa mengucapkan “selamat Natal” itu dilarang. Thayyib. Sekarang kita tanya terlebih dahulu. Adakah dalil yang secara eksplisit menunjukkan bahwa mengucapkan “selamat membunuh” kepada orang yang hendak membunuh dan “selamat berzina” kepada orang yang hendak berzina itu adalah haram? Kita tahu bahwa mengatakan dua ucapan selamat ini adalah haram karena perbuatan yang diucapi selamat adalah haram, yaitu membunuh dan berzina. Dan jika kita mengucapkan selamat atas dua perbuatan ini, itu berarti kita meridhai atau menyetujui dua perbuatan tersebut untuk dilakukan. Lantas, bagaimana pula jika hal yang diucapi selamat itu adalah kelahiran anak Tuhan??!! Tentu ini lebih-lebih lagi karena ini adalah perkataan yang baathil tentang Allah Subhaanahu wa Ta’aalaa. Sudah lupakah kita dengan ayat, “Lam yalid wa lam yuulad,” di surat al-Ikhlaash?
Semoga Allah memahamkan kita atas agamaNya ini. Dan semoga Allah menjaga lisan-lisan kita dari mengucapkan kebathilan yang terhitung besar dan berat di Sisi Allah walaupun menurut kita ucapan itu ringan. Allah Subhaanahu wa Ta’aalaa berfirman,
وَتَقُولُونَ بِأَفْوَاهِكُم مَّا لَيْسَ لَكُم بِهِ عِلْمٌ وَتَحْسَبُونَهُ هَيِّنًا وَهُوَ عِندَ اللَّهِ عَظِيمٌ
“Kalian mengucapkan dengan mulut-mulut kalian apa yang kalian tidak memiliki ilmu di dalamnya. Kalian anggap itu ringan tapi di Sisi Allah itu besar.” (al-Qur’an, surat an-Nuur, 24: 15)
Nas’alullaah as-salaamah wal-‘aafiyah.
(Andy Latief)
Sumber: http://ift.tt/1IeGSbb