5 Fakta Menarik Tentang Isra Miraj


Isra Mi'raj adalah perjalanan Rasulullah saw yang sangat penting bagi umat Islam. Di dalam perjalanan yang terjadi pada tahun ke-10 setelah kenabian Muhammad saw, Allah SWT menyampaikan perintah salat untuk umat manusia. Keajaiban-keajaiban yang terjadi di dalamnya dijelaskan dalam Surat Al-Isra.

Berikut adalah fakta-fakta yang terjadi dalam peristiwa itu, seperti yang dikutip dalam buku "Jejak Nabi Muhammad dan Para Sahabat"

1. Jibril datang membangunkan tidur Rasulullah saw

Pada suatu malam, Rasulullah saw sedang berada di rumah sepupunya, Hindun Ummu Hani, putri Abu Thalib. Di rumah ini, sering diadakan salat berjamaah keluarga Hasyim (sebelum isra miraj, sudah ada sholat tapi bukan 5 waktu). Setelah selesai salat berjamaah, Nabi saw ditawari oleh Ummu Hani untuk menginap.

Rasulullah saw sempat tertidur sebentar hingga akhirnya beliau terbangun dan pergi ke Kabah. Sesampainya di Kabah, Rasulullah saw kembali merasa mengantuk dan tertidur di Hijr. Saat itulah Rasulullah saw dibangunkan oleh Jibril dan dituntunnya keluar Masjidil Haram.

2. Isra' dari Kabah Masjidil Haram, Rasulullah saw dan Jibril ke Baitul Maqdis, Yerusalem​

Saat Rasulullah saw sampai di Baitul Maqdis, beliau bertemu dengan para nabi terdahulu. Di sana, Rasulullah menjadi imam salat berjamaah dengan nabi-nabi.

Abu Hurairah menuturkan bahwa Rasulullah saw bercerita di hadapan sahabatnya, "Pada malam Isra', aku diperlihatkan dengan jamaah para nabi. Aku melihat Musa yang sedang berdiri mengerjakan salat. Tubuhnya tinggi kekar seakan-akan dia termasuk suku Sanu'ah. Aku juga melihat Isa bin Maryam sedang berdiri mengerjakan salat. Orang yang paling mirip dengannya adalah Urwah bin Mas'ud Ats-Tsaqafi. Aku juga melihat Ibrahim sedang berdiri mengerjakan salat. Orang yang paling mirip dengannya adalah sahabat kalian ini, yakni beliau sendiri. Allah kemudian menyerukan salat, dan aku diperintahkan untuk mengimami mereka." (HR Muslim)

3. Kaum Quraisy Menertawakan Kisah Isra'

Pada keesokan hari setelah Isra' Mi'raj, Rasulullah saw mengundang para kaum Quraisy. Beliau berdiri di samping Kabah dan meminta mereka mendengarkan kisahnya yang dialaminya semalam. Awalnya, orang-orang Quraisy malas-malasan dan acuh tak acuh terhadap beliau. Namun akhirnya mereka mulai berdatangan.

Bahkan salah satu orang Quraisy mendesak Rasulullah saw untuk segera bercerita. Namun, setelah mendengarkan cerita Rasulullah, orang-orang Quraisy menertawakan dan menuding Rasulullah saw linglung dan berbohong. Mereka tak percaya, bagaimana mungkin dalam waktu semalam, Rasulullah saw bisa menempuh perjalanan dari Kabah di Mekah ke Baitul Maqdis di Palestina dan pagi harinya sudah sampai lagi di Mekah.

Sambil terus mengolok-olok Rasulullah saw menanyakan berapa jumlah tiang di Baitul Maqdis. Rasulullah saw pun mengulasnya dengan tepat. Namun orang Quraisy tetap tidak percaya pada cerita beliau. Sejak mendakwahkan Islam, Rasulullah saw menjadi tak pernah dipercayai. Padahal sebelumnya, Muhammad saw mendapat julukan orang yang terpercaya.

Di tengah derai tawa tersebut, Abu Bakar keluar dari kerumunan dan berdiri di samping Rasulullah saw. Dengan lantang Abu Bakar menyampaikan bahwa dia percaya kepada cerita Rasulullah saw. Abu Bakar kemudian mencela kaum Quraisy yang dahulu percaya para nabi, tetapi sekarang tidak. Dengan terang-terangan Abu Bakar membenarkan cerita Rasulullah saw sehingga ia dijuluki Ash-Shiddiq, yaitu orang yang membenarkan.

Mereka yang mendengarkan cerita Nabi saw berulang kali mempertanyakan beberapa hal untuk menguji kebenaran cerita Isra' mi'raj. Nabi juga menyampaikan waktu kedatangan beberapa kafilah dagang yang sedang dalam perjalanan pulang ke Mekah. Ternyata kafilah-kafilah tersebut datang di waktu yang disampaikan Rasulullah saw.

"Rombongan dagang itu adalah begini dan begini, di dalamnya ada si Fulan dan si Fulan, yang paling depan adalah seekor unta berwarna abu-abu. Dan mereka akan tiba di sini pada saat matahari terbit besok pagi!!"
Keesokan harinya ketika matahari terbit, mereka menjumpai rombongan kafilah dagang itu datang dengan ciri-ciri yang tepat seperti digambarkan Rasulullah SAW.

Kepada mereka yang di Masjidil Haram beliau hanya menceritakan perjalanannya ke Yerusalem. Tetapi kepada Abu Bakar dan para sahabatnya, Nabi saw menceritakan tentang perjalanannya sampai ke langit ketujuh.

4. Perjalanan Mi'raj, Jibril membelah badan Rasulullah saw

Anas bin Malik menuturkan bahwa Nabi saw bercerita, "Ketika aku ke Baitullah atau Kabah antara tidur dan terjaga, tiba-tiba ada lelaki di antara dua lelaki. Kemudian, mereka membawakan bejana dari emas yang dipenuhi dengan kebijaksanaan dan keimanan kepadaku. Selanjutnya, aku dibedah dari tenggorokan hingga perut bagian bawah. Setelah itu, perutku dibasuh dengan air zamzam, kemudian diisi dengan kebijakanaan (hikmah) dan keimanan. Berikutnya mereka membawakanku binatang berwarna putih yang lebih kecil dari kuda dan lebih besar dari baghal (peranakan kuda dan keledai), yaitu Buraq." (HR Al Bukhari)

Pada kesempatan lain, Abu Dzar Al-Ghifari menceritakan kepada Anas bin Malik bahwa Rasulullah saw bersabda, "Atap rumahku di Mekah dibuka. Jibril kemudian turun dan mengoperasi dadaku, lalu mencucinya dengan air zamzam. Selanjutnya dia membawakan mangkuk besar terbuat dari emas, penuh dengan hikmah (kebijaksanaan) dan keimanan, lalu ditumpahkan ke dalam dadaku, lantas dikatupkannya.

Ia memegang tanganku dan membawaku ke langit dunia. Ketika aku tiba di langit dunia, Jibril meminta penjaga langit untuk membuka pintu langit. Penjaga langit itu bertanya, "Siapakah ini?"

Jibril menjawab, "Ini Jibril". Sang penjaga bertanya lagi, "Apakah Anda bersama seseorang?"

"Ya, aku bersama Muhammad," ujar Jibril. Penjaga kembali bertanya, "Apakah dia diutus?"

"Ya," jawab Jibril. Akhirnya sang penjaga membuka pintu langit.

5. Naik ke Langit, Rasulullah bertemu Adam, Idris, Musa, Isa, dan Ibrahim

Ketika penjaga-penjaga langit membuka pintunya, kami menaiki langit dunia. Tiba-tiba ada seorang lelaki duduk, di sebelah kanannya terdapat hitam-hitam (banyak orang), di sebelah kirinya juga ada hitam-hitam (banyak orang). Apabila memandang ke kanan, orang itu tertawa, namun apabila berpaling ke kiri, dia menangis. Orang itu berkata, "Selamat datang Nabi yang saleh."
Aku bertanya kepada Jibril mengenai orang itu, lalu ia menjawab, "Ini adalah Adam dan hitam-hitam yang di kanan dan kirinya adalah jiwa anak cucunya. Yang di sebelah kanan adalah penghuni surga dan hitam-hitam di sebelah kiri adalah penghuni neraka."

Apabila ia berpaling ke sebalah kanan, ia tertawa dan apabila ia berpaling ke kiri, ia menangis. Sampai Jibril menaikkan aku ke langit yang kedua, lalu meminta penjaga untuk membuka pintunya. Penjaga itu mengajukan pertanyaan yang sama, kemudian membuka pintu.

Anas bin Malik, seperti yang ia dengar dari Nabi mengatakan bahwa di beberapa langit itu, Nabi bertemu dengan Adam, Idris, Musa, Isa, dan Ibrahim. Namun beliau tidak menetapkan bagaimana kedudukan (posisi) mereka. (HR Bukhari)

***

Dalam perjalanan ini, Rasulullah saw menerima perintah Allah SWT untuk menunaikan salat lima waktu. Segera setelah kembali ke Mekkah pada pagi hari, Rasulullah menyampaikan perintah Allah tersebut kepada para sahabatnya. Shalat wajib 5 waktu yang pertama kali dikerjakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah shalat zuhur di Mekkah. Sejak itu, perintah salat lima waktu berlaku.