Cerita Kepala Desa Aceh Yang Pertama Kali Membantu Pengungsi Rohingya


Subuh pagi buta 10 Mei 2015, usai sholat warga desa Meunasah Sagoe kecamatan Seunuddon Aceh Utara, setelah mempersiapkan bekal seadanya lansung menuju bibir pantai untuk melaut, mencari nafkah ke laut lepas.

Namun ada yang tidak biasa ketika sampai di pinggir laut, terlihat sebuah perahu (boat) besar yang asing dari pandangan, bersandar 30 meter dari bibir pantai, perahu tersebut terlihat sepi seperti ditinggalkan pemiliknya. Warga tadi memperhatikan dengan seksama, tiba tiba ada yang jatuh dari boat dan tenggelam lalu timbul lagi dan selanjutnya terlihat ada yang jatuh lagi, ternyata seorang anak kecil yang dijatuhkan dari boat tadi dan disambut oleh yang jatuh pertama. Lalu orang tersebut berenang kedaratan dengan mengendap ngendap dan lari ke semak-semak.

Melihat fenomena itu, warga tersebut agak takut dan lansung menjumpai temannya dan melaporkan ke saya (geuchik gampong, kepala desa).

Begitu sedikit penuturan Pak Sulaiman Kepala Desa Meunasah Sagoe.

Setelah itu bak share di media sosial, dari mulut kemulut warga nelayan berbondong berdatangan. Singkat kata Pak Sulaiman mengajak semua warga yang hadir untuk membantu mereka dan menyuruh warganya mempersiapkan makanan seadanya, baju layak pakai dan lain sebagainya yang dibutuhkan para tamu mereka di pagi itu.

Pak geuchik menyampaikan, kami harus peduli bagaimanapun warga kami pernah merasakan Tsunami yang melanda 2004 lalu banyak orang orang yang membantu kami datang dari berbagai pelosok. Dan hari ini Allah mendatangkat orang (Rohingya) ke desa kami untuk kami bantu, sangat zalimlah kami kalau tidak membantu mereka, apalagi setelah seorang dari mereka yang berbahasa melayu menyampaikan bahwa mereka adalah Muslim Burma dari Arakan.

Kisah diatas Kami peroleh saat tim ACT (Aksi Cepat Tanggap) pada 26 Mei 2015 dari Posko Kuala Cangkoy, melakukan penelusuran warga mana yang pertama memberi pertolongan kepada saudara kita dari Rohingya dan insyaAllah ACT akan memberi penghargaan bagi warga tersebut sesegera Mungkin.

Namun menurut pak Geuchik, warga meminta ACT untuk membantu beberapa kebutuhan umum untuk Meunasah (Musalla) dalam rangkat menyambut Bulan Ramadhan yang tinggal beberapa hari lagi. Dan kamipun terharu. Semoga Allah mencintai warga Indonesia semua, wabil khusus warga Aceh. 

*by Zulkarnen, Relawan Lapangan ACT Kuala Cangkoy Aceh Utara