Tiongkok (Cina), menurut Korea Times, terkenal karena memiliki segala, memproduksi semua -- terutama yang palsu.
Tahun 2011, Weekly Hong Kong -- mengutip media Singapura -- melaporkan adanya distribusi besar-besaran beras plastik di pasar-pasar di sekujur Tiongkok.
Weekly Hong Kong adalah mingguan berbahasa Korea yang terbit di Hong Kong. Menurut laporan media itu, beberapa distributor di Taiyuan, Propinsi Shaanxi, menjual beras palsu secara besar-besaran.
Beras itu terbuat dari campuran kentang dan ubi jalar, yang dibungkus dengan plastik agar mirip dengan beras asli.
Tidak diketahui sejak kapan industri makanan Tiongkok membuat beras plastik. Yang pasti, Tiongkok adalah produsen dan konsumen beras terbesar di dunia.
Tahun 2009, pemerintah Tiongkok menyetujui pengembangan strain lokal padi rekayasa genetik, yang membuka jalan produksi skala besar dalam dua sampai tiga tahun sejak saat itu.
Setahun setelah restu Beijing untuk padi genetik, Global Times melaporkan adanya beras palsu di sejumlah kota di Tiongkok. Televisi Tiongkok menuduh sebuah perusahaan di Xi'an, Propinsi Shaanxi, memproduksi beras palsu setara beras Wuchang, dengan menambahkan bumbu.
Korea Times melaporkan pedagang beras Tiongkok tidak ingin meninggalkan beras plastik, karena keuntungan yang menggiurkan. Akibatnya, beras plastik tetap membanjiri toko-toko di sekujur negeri itu.
Very Vietnam melaporkan Asosiasi Restoran Cina bereaksi keras, dan mendesak anggotanya tidak menyajikan beras plastik kepada pelanggannya.
Menurut salah satu pengurus asosiasi, mengkonsumsi tiga mangkuk beras plastik sama dengan makan satu kantong plastik vynil. Asosiasi Restoran Cina juga melakukan penyelidikan ketat terhadap penggilingan padi yang memasok beras ke restoran-restoran.
Sumber: Inilah