Silahkan cermati pernyataan dari Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Suryo Bambang Sulisto:
"Kebijakan MENGGENJOT PAJAK timingnya kurang tepat, di saat pengusaha sedang dihantam perlambatan ekonomi."
Namun, BAGAIMANA PEMERINTAH TIDAK MENGGENJOT PAJAK? KAS NEGARA DALAM KEADAAN DEFISIT PARAH!
dan...
Kalau Tidak Ada Langkah Kongkrit dari Pemerintah, maka Akan Terjadi PHK Massal
Kalangan pengusaha meminta pemerintah segera membuat langkah konkret, untuk mengantisipasi lesunya pertumbuhan ekonomi di awal tahun. Bila tak ada, maka akan terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Suryo Bambang Sulisto mengatakan, gejala-gejala perlambatan ekonomi ini harus segera disikapi pemerintah. Kalangan usaha menaruh harapan besar pada pemerintah untuk menciptakan kebijakan yang tidak membebani pengusaha. Seperti contoh yang dia bilang yaitu kebijakan menggenjot pajak yang timingnya kurang tepat di saat pengusaha sedang dihantam perlambatan ekonomi.
"Gejala ini harus diambil langkah-langkah untuk mengembalikan, dan di-stop tren ini itu. Itu saya dengar penjelasan pemerintah kuartal kedua akan lebih baik, anggaran belanja akan turun. Penyerapan, alhamdulillah mudah-mudahan, mari kita lihat. Kita nggak bisa tahan lama lagi, kalau nggak segera diambil langkah korektif, akan terjadi PHK massal," ungkap Suryo ditemui di sela Trade and Ivestmen Indonesia Timur, di Hotel Borobudur, Jakarta, senin (25/5/2015).
Suryo mengatakan, perusahaan-perusahaan yang saat ini mulai mengurangi karyawannya, memang tidak mampu bertahan di tengah perlambatan ekonomi yang terjadi. Alhasil, barang tak laku terjual, pesanan barang tak kunjung datang, dan pada akhirnya karyawan dirumahkan karena tak ada yang bisa dikerjakan.
"Daya beli masyarakat menurun, kenapa? Karena kegiatan ekonomi menurun, melemah," tutur Suryo
Dia menyebut, langkah merumahkan atau mem-PHK karyawan adalah langkah terkahir yang terpaksa harus diambil. Jika penjualan menuruan, hal pertama yang biasa dilakukan perusahaan adalah mengurangi jam operasional produksi. Dia menuturkan, pabrik yang biasa bekerja 3 shift diturunkan menjadi 2 shift, dan seterusnya.
"Kalau penjualan menurun, harga komoditas melemah, tak lagi ada untung ngapain produksi, mending tutup," tegasnya.
Meski begitu, dia belum menerima laporan langsung apa ada anggotanya yang sampai merumahkan karyawannya, atau yang sampai menutup perusahaan. Namun dia membenarkan fenomena terpukulnya sektor industri khususnya padat karya akibat daya beli masyarakat yang menurun ini.
"Sektor industri ini sedang megap-megap," tuturnya.
Sumber: http://ift.tt/1eqRRA5