Kaedah Emas Menuju Sukses


Konon kabarnya, pada suatu kali raja di suatu negeri mengumpulkan orang-orang bijak yang ada di seluruh penjuru kerajaan. Baginda mengeluarkan titah:

"Saya ingin kalian merumuskan suatu kaedah untuk para pemuda yang datang setelah kita, di mana kaedah tersebut dapat membantu mereka menuju sukses".

Untuk melaksanakan mandat tersebut orang-orang bijak negeri itu berkumpul di suatu tempat. Setelah bekerja dengan serius selama berbulan-bulan, mereka keluar membawa sebuah kitab besar yang terdiri dari ribuan lembar kertas.

Di dalam kitab itu mereka mengumpulkan seluruh informasi penting, pengalaman-pengalaman dan hal-hal yang harus ditempuh hingga dapat membantu para pemuda menuju kesuksesan.

Namun sayang, ketika mereka mengajukan hasil jerih payah mereka selama berbulan-bulan itu malah raja menolaknya dengan alasan; teori dan kiat-kiat yang ada di dalamnya terlalu panjang. Para pemuda tidak akan mendapatkan manfaat darinya. Karena itu raja memerintahkan untuk meringkasnya.

Singkat cerita, para cendikiawan itu berhasil meringkas menjadi 100 halaman. Akan tetapi raja tetap menolaknya.

Kemudian mereka kembali bekerja keras untuk mengedit dan memilah-milih kaedah yang paling penting. Sampai akhirnya menjadi beberapa lembar saja.

Tapi apa dikata, tetap saja baginda raja menolaknya dengan alasan kaedah yang ada terlampau berbelit-belit dan ceritanya terlalu banyak.

Terakhir kali, setelah menghabiskan waktu, tenaga dan fikiran yang tidak sedikit, mereka memutuskan untuk menuliskan satu kalimat pendek saja:

"Ketahuilah, sesungguhnya tidak ada keberhasilan tanpa letih dan susah payah".

Ketika diserahkan kepada raja barulah baginda tersenyum puas. Baginda lalu memutuskan untuk menuliskan kaedah itu di atas sebuah batu prasati yang sangat indah, dan menamainya dengan "kaedah emas menuju sukses".

Selamat menempuh ujian tarmen II bagi kawan-kawan mahasiswa Al-Azhar..

(Zulfi Akmal, S3 Al-Azhar Cairo)