Tipuan Gaya Baru "Merampok Indonesia"


Tipuan Gaya Baru

Oleh Ust. Abdul Latif Khan

Pagi tadi saya melihat sebuah video pencurian mobil yang dilakukan dengan cara yang sederhana namun cukup cerdas. Si pencuri mengikatkan beberapa kaleng di bagian belakang mobil yang sedang di parkir di parkiran. Kemudian ia bersembunyi sampai si pemilik mobil datang. Saat ia menjalankan mobil maka terdengarlah suara berisik dari arah belakang, maka ia keluar dari mobil untuk mencari tahu apa yang terjadi di belakang.

Saat ia turun tanpa sadar ia membiarkan mobil dalam keadaan hidup dengan pintu terbuka. Maka si pencuri mengambil celah kelengahan pengemudi ini dengan buru-buru membawa pergi mobil itu.

Saya melihat kondisi seperti itulah yang sedang dilakoni oleh para "perampok Indonesia". Hanya dengan membuat sedikit keributan yang dilakoni oleh satu dua orang, maka mereka melakukan "perampokan negeri ini dalam senyap".

Lihatlah data berikut yang saya dapat dari copas:

Pengukuhan pengurus GAPKI (Gabungan Pengusaha Kebun) di hotel Borobudur pagi ini. Menteri Pertanian yg membidangi tak hadir. Luhut B Panjaitan ambil kendali, dan dia memang diberi kewenangan oleh Keppres untuk mengambil alih tugas2 kementerian (dgn nama Pengendalian dan Percepatan).

Dari sambutannya dapat disimpulkan:
1. Pembangunan infrastruktur, dialokasikan kpd RRT (China).
2. Sektor Perkebunan dan Migas, jatah Iran.
- Kontrak: 50 tahun.
- Karena ambil "borongan" maka berbagai harga dapat diskon.

INILAH REALITA POLITIK YANG KITA HADAPI BUNG!!!

1. Kiblat beralih dari USA dan Arab Saudi/Timteng kepada RRT dan IRAN.
2. Aktifitas bisnis Iran di Indo akan memperkuat juga Financial dan SDM gerakan2 Syiah.
3. Kebisingan yg dibuat Ahok hanya "pengalih perhatian" dari strategi2 besar lainnya.
4. Biarkan para ustadz Indo sibuk dgn Timur Tengah, tapi halaman belakang muslim Indonesia sudah terambil.

Setelah sektor Perdagangan dan Perbankan (hilir dan hulu Ekonomi Moneter), sekarang sektor Infrastruktur serta Perkebunan & Migas (hilir dan hulu Ekonomi Real) mereka kuasai. Belum lagi sektor Media untuk mengendalikan Opini Publik.

****

Kondisi dimaksud cukup mengenaskan. Cuma sedikit jadikan Ahok kompor gas 3 kiloan yang meledak yang suara ledakannya misalnya "Nabi saja tidak bisa lenyapkan prostitusi", "Pelacur dan rumah kos pelacur di beri sertifikat", "Apa ada orang mabuk minum bir?", dll memang telah membuat kita terusik. Di samping gaya cengengesan Big Boss yang juga sering menjadi headline TV yang memang kebanyakan dari kalangan mereka.

Plan untuk "Rampok Indonesia" dan geser "sakralitas" umat Islam sebagai kelompok mayoritas bangsa dan lemahkan fungsi dan wibawanya ternyata berjalan sesuai schedule.

Beware..

Maha Benar Allah yang mengatakan bahwa kita harus bershaff dalam dakwah dan jihad, kita harus membentuk Team Work dakwah yang handal. Serta harus menyadari bahwa menjadi muslim bukan sekedar harus menjadi orang baik, tapi menularkan kebaikan itu pada semua orang. Dan itu harus dilakukan secara progresif.

Hati-hati dengan "Tokoh kaleng Rombeng" semacam Ahok. Karena setidaknya dia begitu ampuh buat pengalihan isu. Di samping "Tokoh Kaleng Rombeng" lain nya. Kita tidak harus menghabiskan energi tuk hadapi model tokoh macam itu. Cukup Tim kecil saja yang mengurusinya. Sementara kita harus fokus pada persoalan besar baik dalam skala global dan Lokal.

Allah bersama kita, Allah sebaik-baik pembuat makar.

Seharusnya jika kita "pedang" maka kita bukan "pedang pajangan"

Medan, 29 April 2015

*dari fb