Dilempar Kepala Babi, Takmir Masjid Philadelphia Balas dengan Berikan Jamuan


Pasca insiden pelemparan kepala babi hari Ahad, Masjid Al-Aqsa di utara Philadelphia, Amerika Serikat (AS) telah menerima banyak dukungan dalam bentuk email, kiriman bunga, bahkan makanan.

Untuk menyampaikan ucapan terima kasih atas dukungan dan simpati yang diterima, masjid tersebut mengambil keputusan untuk mengadakan jamuan untuk masyarakat lokal, lapor kantor berita Amerika Serikat, Associated Press (AP).

Jamuan yang diadakan di ruang parkir itu dihadiri masyarakat multi ras dan agama, semuanya menyatakan dukungan terhadap masjid atas insiden yang telah terjadi.

“Terima kasih yang khusus atas dukungan, kerjasama, dan kasih sayang Anda semua,” ujar Imam Mohamed Shehata dalam bahasa Arab yang kemudian diterjemahkan dalam bahasa Inggris. “Kami menyambut Anda semua dengan aman; dan keamananlah tujuan, harapan, dan keinginan kami,” kutip the Inquirer, Senin (13/12/2015).

Ratusan tetangga, agamawan, keluarga, dan masyarakat memenuhi ruang parkir Masjid di Germantown Avenue dan Jefferson Street siang itu.

Semua tamu memakai tanda nama yang tertulis nama masing-masing dalam bahasa Arab. Mereka semua dijamu dengan hotdog, burger, dan falafel. Para remaja terlihat bermain basket dan sepak bola. Dewan Hubungan Islam Amerika (CAIR) membuka counter penerangan untuk menyebar informasi.

Dukungan masyarakat lokal yang ditunjukkan kepada masjid ini dianggap penting setelah perkembangan selama di Paris dan San Bernardino telah meningkatkan serangan umum terhadap rumah ibadah Muslim di seluruh AS.

Menurut CAIR, masjid dan pusat Islam di seluruh AS telah diserang dan dilecehkan sebanyak 63 kali tahun ini, angka tertinggi sejak 2009.

Didirikan pada tahun 1989, Masjid Al-Aqsa ini memiliki ruang shalat, sekolah swasta, dewan umum, toko makanan, dan juga markas Arab American Development Corp.

Sebelumnya, dilaporkan Reuters, Ahad malam, masjid ini dinodai insiden pelemparan kepala babi.

Wali Kota Philadelphia, Jim Kenney mengecam insiden ini dan menyebutnya sebagai tindakan fanatisme. “Kita tidak bisa membiarkan kebencian memecah belah kita sekarang, dalam menghadapi kesulitan yang belum pernah terjadi sebelumnya,” katanya dalam sebuah pernyataan.

Sumber: Hidayatullah