Framing Media Seputar Kedatangan Petinggi PKS Bertemu Jokowi di Istana


Pimpinan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) melakukan silaturahim ke Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo sebagai bagian dari menjalin komunikasi politik PKS dengan berbagai elemen bangsa.

Presiden PKS Sohibul Iman didampingi Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Mardani Ali Sera, Bendahara Umum Mahfudz Abdurrahman, Ketua Bidang Politik, Hukum, dan HAM (Polhukam) Al-Muzzammil Yusuf, Ketua Bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga (BPKK) Wirianingsih, dan Ketua Bidang Pekerja, Petani dan Nelayan (BPPN) Ledia Hanifah Amalia. Jajaran Dewan Pengurus Pusat (DPP) PKS bertemu Presiden Jokowi, Senin (21/12) di Istana Negara, Jakarta.

Kedatangan para petinggi PKS menemui Presiden Jokowi di Istana sontak membuat media melakukan framing pemberitaan.

Simak judul-judul pemberitaan media:

Bertemu Jokowi, Presiden PKS Akui Tidak Izin ke KMP 
http://ift.tt/1QGA2h8.

(Ingin membenturkan/adu domba PKS dengan KMP?)

Kehadiran PKS di Istana, Sinyal Dukungan atau Kocok Ulang Pimpinan DPR?
http://ift.tt/1QGA2hb.

(Ingin membenturkan PKS dengan KMP?)

Usai Bertemu Jokowi, Presiden PKS: Fahri Hamzah Masih Wakil Ketua DPR
http://ift.tt/1QGA4pj

(Kita tahu beberapa media getol sekali ingin utak atik posisi Fahri Hamzah sebagai pimpinan DPR. Bahkan semenjak Munas dan pergantian Anis Matta sebagai Presiden PKS, Fahri selalu diutak atik media)

Pengurus PKS Temui Jokowi di Istana, Mau Koalisi?
http://ift.tt/1QGA2hd

Hehe.. media.

Menepis isu-isu media seperti itu, Presiden PKS Muhammad Sohibul Iman menjelaskan bahwa PKS tetap pada prinsip dasar PKS sebagai oposisi loyal.

"PKS tetap di Koalisi Merah Putih atau KMP dan PKS adalah oposisi loyal. Kami tidak di pemerintah tetapi kami loyal kepada kepentingan bangsa dan negara," katanya, dikutip teropongsenayan.

Ia menyebutkan tidak ada masalah dengan KMP terkait prinsip itu.

"Kami dengan pemerintah adalah komplementer," katanya.

Ia menyebutkan ketika pemerintah punya program bagus maka PKS mendukung pemerintah. Tetapi ketika tidak baik PKS akan mengkritisinya.

"Kami tidak di dalam pemerintah, saya sampaikan ke Presiden Jokowi bahwa justru karena kami beda posisi maka bisa saling mnelengkapi. Kalau satu posisi tidak bisa saling melengkapi," tegas Sohibul.