Gedung Pusat Kebudayaan Sumatera Barat
Gedung seluas 23.000 meter per segi yang mirip kapal itu dibangun berarsitek modern dengan konsep mempertahankan kultur lokal. Gedung yang terdiri dari 3 bagian, yaitu ber arsitektur tradisional, modern dan post modern.
Bangunan menyerupai kapal yang berada di kawasan objek wisata terpadu Pantai Padang, sebagai perwujudan ber arsitektur post modern yang siap berlayar mengarungi samudera.
Bangunan yang memiliki nilai kearifan lokal tergambar dari tiga pilar bangunan yang menjulang tinggi ke atas, yaitu sebagai tigo tungku sajarangan merupakan unsur kepemimpinan ninik mamak, kepemimpinan alim ulama dan kepemimpinan cerdik pandai.
“Tiga bangunan bagonjong itu, ninik mamak, alim ulama dan cerdik pandai. Jadi pas dengan kultur budaya kita,” kata Gubernur Sumatera Barat masa itu, Irwan Prayitno. Pekerjaan proyek bangunan gedung dimulai 10 April 2015.
Bangunan gedung menggambarkan tiga pilar, dimana bangunan utama sebagai center point merupakan perpaduan bentuk atap gonjong dengan kubah masjid, sebagai simbol masyarakat Minang yang religious.
Fasilitas yang tersedia diantaranya, kantor pengelola, perpustakaan, ruang latihan/ workshop tari, workshop drama/sandiwara/puisi, workshop mussik, ruang seminar/diskusi, auditorium, gallery , ruang pameran/umum, dan cineplex. Fasilitas penunjang akan dibangun seperti lobby/receptionist/ informasi, masjid/mushola, restoran/ café, fitness centre, music room, uusat oleh-oleh, medan bapaneh, play ground, toilet, security dan parkir.
Irwan Prayitno berharap pembangunan gedung bisa segera selesai sehingga para budayawan, sanggar dan seni bisa berkreasi. Gubernur Sumbar ini menambahkan, gedung tersebut juga berfungsi sebagai shelter untuk menyelamatkan diri apabila terjadi gempa yang diiringi stunami.
Gedung budaya ini terletak di Kawasan Wisata Terpadu Gunung Padang. Pembangunan Gedung Budaya juga dilengkapi dengan lapangan parkir yang luas, dengan taman yang indah.
Disamping tempat kebudayaan, Gedung ini juga berfungi sebagai shelter untuk evakuasi jika terjadi bencana gempa/tsunami. Selain itu gedung juga dilengkapi dengan fasilitas penunjang sesuai fungsi serta aksesbilitas.
Sumber: Fanpage Minangkabau (17/12/2015)