[Analisa] Kenapa ISIS Mudah Kuasai Wilayah Irak


Sempat lihat muncul pertanyaan, mengapa kelompok Khawarij I**S bisa beberapa kali dengan mudah merebut kota dan wilayah di Irak? Yang terbaru kota Ramadi ibukota provinsi Anbar.

Meskipun sebenarnya rumit karena lebih banyak hal yang tidak kita ketahui, tapi jawabannya bisa sangat sederhana dengan 2 kemungkinan:

1. I**S-nya memang sangat kuat dan membuat tentara Irak tak berdaya

atau,

2. Ada unsur pembiaran dengan tujuan keuntungan tertentu bagi pemerintah Irak yang memang didominasi oleh Syi'ah Rafidhah.

[Analisa]

Untuk pilihan nomor 1 kemungkinannya sangat kecil, karena terbukti pemerintah Irak dan milisi Syi'ahnya pun beberapa kali berhasil memukul balik dengan mudah posisi I**S.

Untuk pilihan nomor 2, dengan menggunakan sudut pandang Syi'ah ada beberapa alasan penguat, yaitu:

(1) Wilayah yang dibiarkan direbut oleh I**S ternyata mayoritasnya berpenduduk Ahlusunnah (Muslim). Selain Ramadi, sebutlah Mosul dan Tikrit, sehingga muncul pertanyaan: "Adakah kota Syi'ah yang berhasil diambil oleh I**S?"

Pemerintah nasional Irak pasca pendudukan Amerika betul-betul didominasi oleh Syi'ah Rafidhah, walau Amerika mengklaim Irak adalah pemerintahan "multi sektarian".

Jadi bagi Syi'ah, menciptakan ketidakstabilan di wilayah Sunni melalui penguasaan sementara oleh I**S dapat memperlemah Sunni Irak dan dalam jangka panjang akan menguatkan taring Syi'ah secara Nasional.
Penempatan diri seperti ini juga diterapkan oleh Turki ketika I**S menyerang Kurdi. Sebab ide "nasional" Kurdi termasuk ancaman separatis bagi Turki.

(2) Menjadikan invasi I**S sebagai alasan untuk menguatkan posisi dan pengaruh milisi Syi'ah di negeri itu dengan mengerahkan mereka untuk mengintervensi wilayah Sunni. Umum diketahui, ada 3 poros politik utama yang berbeda arah di Irak, yaitu Syi'ah Rafidhah, Sunni Arab dan suku Kurdi. Syi'ah dan Kurdi punya milisinya sendiri yang diakui, sedangkan Sunni tidak ada.

(3) Keuntungan memperoleh bantuan persenjataan dan militer dari barat untuk pemerintah Irak, yang artinya sama saja memperkuat posisi Syi'ah kepada kemampuan militer.

Amerika pun tuduh tentara Irak tidak berniat hadang I**S?

Kritik tajam itu dikemukakan oleh Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Ash Carter, saat jatuhnya Ramadi ke tangan I**S.

“Apa yang sepertinya terjadi adalah bahwa pasukan Irak tidak menunjukkan keinginan untuk melawan,” ujar Carter yang dikutip oleh CNN Indonesia..

"Jumlah mereka (I**S) jauh lebih sedikit dari pasukan (Irak), namun mereka gagal, mereka menarik diri dari lokasi, dan itu bagi saya saya, dan saya pikir bagi semua orang, berarti bahwa kita memiliki masalah terkait niat Irak untuk memerangi I**S dan mempertahankan diri mereka,” tambahnya.

*by Risalah