Konon kabarnya ada anak muda kesal bukan kepalang
Harapan bertemu (kembali) Presiden, mendadak sirna
Hati yang semula girang melambung melayang
Hancur berkeping tersebab Paduka urung bersua
Syahdan, karena Paduka Mulia sibuk urusi hajat negara
Salah kau, anak muda, kenapa masih percaya?
Sejak kapan orang yang diberi undangan makan
Bebas lampiaskan marah penuh derai umpatan
Justru ini jadi bahan komplet lahirnya gurauan
Kau lupa, Paduka telah paham taktik beginian
Menggertak lewat mobilisasi lancarkan ancaman
Sebab, di samping Paduka ada Anies Baswedan
Idola kalian, sosok mantan aktivis pergerakan
Kata-kata dari para bawahan Paduka
Kau telan mentah-mentah tanpa berlogika
Begini jadinya: hati remuk kesal dibuatnya
Terima saja bila ini jadi cibiran media dan oposan penguasa
Kawan, jangan bermimpi ada jamuan kedua
Atau janji manis heroiknya makan siang pertama
Buat apa kalau misi utamamu ingin nasihati penguasa?
Dusta yang kau tahu melekat pada Paduka
Kadung kau tepis penuh jumawa
Segala prasangka dihela seolah tiada
Lantas kau lantang bicara di media:
“Perjuangan itu tak semata berada di jalanan sana!”
Belajarlah dari rekam jejak Paduka
Juga siapa saja yang membekingi setia
Tahukah kau siapa orang yang kau sua?
Lelaki yang wakili penguasa berbicara di depan Istana
Dia [Luhut], purnawirawan pelontar peluru keji semasa Malari
Sayang, kalian anggap perantara sejati bahas nasib negeri
Belajarlah dari logika mengemas isu, kawan
Mana yang harus disikapi dengan aksi ke jalan
Mana yang harus diterjang dengan kesenyapan
Balik dan pelajari ilmu intelektual
Agar kalian tidak lagi jadi mahasiswa sial(an)
Yang diumpat gegara bangga bersejajar
Dengan Paduka yang sejatinya ingin kalian hajar
Jangan terlampau berat menanti
Dari sosok yang kerap ingkari janji
Lupakan tayangan live di televisi
Apalagi bonus kedua berpose selfie
Teriaki Paduka bohong kuanggap hanya komedi kalian
Dari lisan yang sudah dicap rakyat tidak punya pendirian
Buktikan saja kalian ikhlas nyaringkan perlawanan
Dari teriknya jalanan bukan untuk balik ke meja makan!
*by Yusuf Maulana
Sumber: Islampos