Letjen TNI Purn J Suryo Prabowo: Konspirasi Global di Tolikara


Jika mau mempelajari sejarah, sangat mudah mencium ada permainan asing (global) dalam kasus Tolikara, Papua. Dua dekade silam, menjelang lepasnya Timor Timur dari Indonesia, peristiwa serupa pernah muncul. Dalam kurun waktu 1996-1998, diawali dengan adanya mushola dibakar di Viqueque, kemudian banyak gereja dibakar di daerah lain di luar Timtim. Eskalasinya membesar hanya gara-gara satu kasus di pelosok provinsi termuda Indonesia waktu itu.

Kepada FORUM, veteran perang Timtim Letjen TNI Purn J Suryo Prabowo mengingatkan. Pada 1996 ribuan prajurit Australia disiagakan di Darwin. Mereka dipersiapkan untuk bisa beroperasi di daerah tropis. Tiga tahun kemudian, pada 1999, prajurit-prajurit Australia itu tiba di Bumi Loro Sae di bawah bendera PBB sebagai pasukan INTERFET (International Force for East Timor). Dan tak lama kemudian, akibat intervensi global, terjadi referendum dan Timtim lepas.

Kini di Darwin ada sekitar 20-an ribu marinir AS. “Apakah mungkin tiga tahun lagi Marinir AS itu akan ke Papua sebagai INTERFWEP (International Force for West Papua)?” sentil Suryo Prabowo, Minggu (26/7).

Di Papua ada sedikitnya 20 negara yang ‘mencari makan’. Kenyamanan mereka belakangan sedikit terusik. “Kita harus benar-benar memahami, bahwa peristiwa Tolikara itu bagian dari agenda dunia yang karena kenyamanannya dalam mencari makan di Indonesia terusik, lalu mewujudkan kemarahannya dengan menggunakan strategi: ‘kalau gue kagak, elu pun juga kagak bakalan dapet’. Lihat saja, peristiwa itu terjadi hanya dua bulan setelah pers asing diijinkan Presiden Jokowi meliput di Papua,” ulas Suryo.

Sejarah membuktikan, Indonesia tidak pernah dibiarkan berkembang menjadi negara maju dan kuat. Salah satunya dengan memakai isu agama dan operasi pencitraan (media) skala global.

jotz

Sumber: http://ift.tt/1geHvoc