Cegahlah Kemunkaran, Jangan Sampai 'Kapal' Tenggelam


Oleh Zulfi Akmal
(Mahasiswa S3 Tafsir Al-Azhar, Cairo)

عَنِ النُّعْمَانَ بْنَ بَشِيرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " مَثَلُ القَائِمِ عَلَى حُدُودِ اللَّهِ وَالوَاقِعِ فِيهَا، كَمَثَلِ قَوْمٍ اسْتَهَمُوا عَلَى سَفِينَةٍ، فَأَصَابَ بَعْضُهُمْ أَعْلاَهَا وَبَعْضُهُمْ أَسْفَلَهَا، فَكَانَ الَّذِينَ فِي أَسْفَلِهَا إِذَا اسْتَقَوْا مِنَ المَاءِ مَرُّوا عَلَى مَنْ فَوْقَهُمْ، فَقَالُوا: لَوْ أَنَّا خَرَقْنَا فِي نَصِيبِنَا خَرْقًا وَلَمْ نُؤْذِ مَنْ فَوْقَنَا، فَإِنْ يَتْرُكُوهُمْ وَمَا أَرَادُوا هَلَكُوا جَمِيعًا، وَإِنْ أَخَذُوا عَلَى أَيْدِيهِمْ نَجَوْا، وَنَجَوْا جَمِيعًا

Dari Nu'man bin Basyir ra berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Perumpamaan orang yang melaksanakan perintah Allah dengan orang yang melanggarnya adalah seperti satu kaum yang berbagi tempat di sebuah kapal. Sebagian orang mendapat tempat di bagian atas, sedangkan sebagian yang lain mendapat tempat di bawah (lambung kapal). Orang-orang yang berada di lambung kapal, jika ingin mengambil air, mereka harus melewati orang-orang yang berada di atas. Mereka berkata, “Sebaiknya kita lubangi saja lambung kapal ini (untuk mengambil air) agar tidak mengganggu orang-orang yang berada di atas”. Jika mereka membiarkan apa yang mereka inginkan, mereka semua akan binasa. Dan jika mereka mencegahnya, orang yang melobangi akan selamat, serta orang yang mencegah akan selamat semua.” (HR. Bukhari)

Dalam kenyataan hidup tidak akan ada, bahkan mustahil akan ada orang berbuat sebodoh ini. Sebodoh-bodohnya orang tidak akan mungkin melobangi kapal yang dia naiki sendiri, entah kalau yang naik ke atas kapal adalah orang yang betul-betul tidak waras.

Namun ini adalah perumpamaan yang diberikan Rasulullah terhadap manusia yang menjalani kehidupan dunia ini. Sekalipun tidak nyata atau kongkrit sekarang juga, sebenarnya perumpamaan ini lebih bahaya dari sekedar perumpamaan orang yang naik kapal. Bila kapal dirusak bahayanya hanya di dunia, tapi bila aturan Allah yang didobrak, kapalnya bocor. Bocornya bukan ke laut, tapi ke neraka.

Sudah sangat banyak argumen dan tulisan yang menjelaskan tentang perkara ini, namun semua itu membuat pencandu maksiat merasa gerah, bahkan marah. Dengan berbagai argumen balik yang tidak masuk akal mereka membalasnya. Mungkin dengan dalih kebebasan, hak pribadi, jangan urusi urusan orang lain, jangan sok suci, dan lain sebagainya.

Sekalipun mereka tidak senang, kita harus tetap memberikan peringatan. Mengajak akal mereka untuk berpikir. Memberikan hujjah, dalil dan bukti dengan cara bijaksana, nasehat yang indah dan debat yang baik.

Mungkin apa yang kita lakukan itu tidak mendatangkan hasil, paling kurang kita sudah menunaikan kewajiban untuk saling mengingatkan. Yang akan kita jadikan alasan di depan Allah kelak kalau kita sudah berusaha. Setidak-tidaknya kita sudah mengingkari dan tidak setuju dengan apa yang mereka lakukan. Apalagi ikut serta dengan kejahatan yang mereka gandrungi.

Seperti
firman Allah dalam surat al A’raf 164-165:

“Dan ingatlah ketika suatu umat di antara mereka berkata: “Mengapa kamu menasehati kaum yang Allah akan membinasakan mereka atau mengazab mereka dengan azab yang amat keras?” Mereka menjawab: “Agar kami mempunyai alasan (pelepas tanggungjawab) kepada Tuhanmu, dan supaya mereka bertaqwa”.

Maka tatkala mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka, Kami selamatkan orang-orang yang melarang dari perbuatan jahat dan Kami timpakan kepada orang-orang yang zalim siksaan yang keras, disebabkan mereka selalu berbuat fasik”.

Selanjutnya firman Allah dalam surat Asy-Syura 15:

“Maka karena itu serulah dan tetaplah sebagaimana diperintahkan kepadamu serta janganlah mengikuti hawa nafsu mereka, lalu katakanlah: "Aku beriman kepada semua Kitab yang diturunkan Allah dan aku diperintahkan supaya berlaku adil di antara kamu. Allah-lah Tuhan kami dan Tuhan kamu. Bagi kami amal-amal kami dan bagi kamu amal-amal kamu. Tidak ada pertengkaran antara kami dan kamu, Allah mengumpulkan antara kita dan kepada-Nya lah kita kembali".

Untuk kehidupan dunia ini, sekalipun kemungkaran tidak sanggup kita cegah, akibatnya Allah menurunkan azab-Nya, dan kita ikut serta ditimpa azab, semoga itu hanya bencana di dunia, kemudian kita terbebas dari perkara akhirat. Sebagaimana sabda Rasulullah yang mengabarkan suatu peristiwa di mana sekelompok orang ingin menghancuran Ka’bah:

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، قَالَتْ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «يَغْزُو جَيْشٌ الكَعْبَةَ، فَإِذَا كَانُوا بِبَيْدَاءَ مِنَ الأَرْضِ، يُخْسَفُ بِأَوَّلِهِمْ وَآخِرِهِمْ» قَالَتْ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، كَيْفَ يُخْسَفُ بِأَوَّلِهِمْ وَآخِرِهِمْ، وَفِيهِمْ أَسْوَاقُهُمْ، وَمَنْ لَيْسَ مِنْهُمْ؟ قَالَ: «يُخْسَفُ بِأَوَّلِهِمْ وَآخِرِهِمْ، ثُمَّ يُبْعَثُونَ عَلَى نِيَّاتِهِمْ

“Dari ‘Aisyah ra, Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Akan ada sepasukan tentara yang akan menyerang Ka’bah. Ketika mereka berada di padang terbuka mereka ditenggelamkan dari awal sampai akhir”. ‘Aisyah bertanya: “Wahai Rasulullah, bagaimana ditenggelamkan dari awal sampai akhir mereka sedangkan di antara mereka ada orang yang sibuk di pasar, dan ada orang yang tidak termasuk kelompok mereka’. Lalu Rasulullah menjawab: “Ditenggelamkan dari awal mereka sampai akhir mereka, kemudian mereka dibangkitkan bersadarkan niat mereka masing-masing”. (HR. Bukhari)

Dari hadits ini bisa kita pahami bahwa sekalipun orang baik ikut kena bencana di dunia ini bersama orang jahat, tapi di akhirat nanti mereka akan dipisah sesuai niat yang ada dalam hati mereka masing-masing.

Mungkin Allah mengirim gempa, tsunami, angin topan dll untuk menghancurkan ahli maksiat. Yang bukan ahli maksiat ikut mati dan sengsara ditimpa bencana. Tidak perlu kecewa, Allah Maha Tahu apa yang terkandung di dalam hati mereka. Setujukah mereka dengan kemaksiatan yang dilakukan orang sekitarnya atau mengingkarinya, sekalipun tangan dan lidah mereka tidak sanggup mencegah dan mengingkarinya. Nanti Allah akan membangkitkan sesuai niat-niat mereka tersebut.

Ya Allah….jangan azab kami akibat perbuatan orang-orang bodoh di antara kami.




Related Posts :