Wahyu Turun saat Rasulullah Berselimut dengan Aisyah

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam menikahi Aisyah binti Abu Bakar Ash-Shiddiq di Makkah ketika Aisyah berumur tujuh tahun dan menggaulinya di Madinah ketika ia berusia Sembilan atau sepuluh tahun. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam tidak menikahi wanita gadis selain Aisyah binti Abu Bakar. Beliau dinikahkan dengan Aisyah oleh Abu Bakar dengan mahar empat ratus dirham.

Beliau menikahinya di bulan Syawwal ketika usia baru enam tahun, dan beliau menggaulinya di bulan Syawawl pada tahun pertama Hijriyah dalam usianya yang ke Sembilan tahun.

Beberapa dalil lainnya tentang pernikahan Rasulullah saw dengan Aisyah telah dijelaskan dalam hadits-hadits shohih berikut :

Dari Aisyah ra bahwasanya Nabi saw berkata kepadanya, ”Aku telah melihat kamu di dalam mimpi sebanyak dua kali. Aku melihat kamu tertutupi secarik kain sutera. Dan Malaikat itu mengatakan, ’Inilah isterimu, singkaplah.” Dan ternyata dia adalah kamu, maka aku katakan, ’Bahwa ini adalah ketetapan dari Allah.” (HR. Bukhori).Diceritakan oleh Ubaid bin Ismail, diceritakan oleh Abu Usamah dari Hisyam dari Ayahnya berkata, ”Khodijah ra telah meninggal dunia tiga tahun sebelum Rasulullah saw berhijrah ke Madinah. Kemudian beliau saw berdiam diri dua tahun atau seperti masa itu. Beliau saw menikah dengan Aisyah ra pada usia 6 tahun. Dan Rasulullah saw menggaulinya pada saat Aisyah berusia 9
tahun” (HR. Bukhori).

Dari Aisyah ra berkata, ”Rasulullah saw menikahiku di bulan syawal dan menggauliku juga di bulan syawal. Maka siapakah dari isteri-isteri Rasulullah saw yang lebih menyenangkan di sisinya dari diriku? Dia berkata, ’Sesungguhnya Aisyah menyukai jika ia digauli pada bulan syawal.” (HR. Muslim)

Wahyu turun saat Nabi saw. berselimut dengan Aisyah

Rasulullah tidak pernah menikah seorang perawan  selain dia seorang. Dan tidak pernah turun wahyu kepada beliau ketika berada dalam selimut bersama seorang perempua, selain dia. Dia adalah orang yang paling dicintainya.

Hisyam meriwayatkan dari ayahnya bahwa jika para sahabat ingin memberi hadiah kepada Rasulullah saw., maka mereka suka menunggu hari giliran Aisyah.’ Aisyah ra. Berkata, “ karena itu istri-istri Nabi saw. Yang lain sepakat mengutus ummu Salamah, mereka berkata, ‘ Demi Allah, semua orang yang ingin memberi hadiah kepada Rasulullah saw. Selalu menunggu hari giliran Aisyah. Padahal, kami juga ingin mendapat kenikmatan seperti ‘ Aisyah. Mintalah kepada Rasulullah saw. Agar menyuruh sahabat-sahabat untuk memberi hadiah saat beliau sedang berada di mana saja.’ Ummu Salamah menyampaikan pesan tersebut kepada Nabi saw. Ummu Salamah menceritrakan,’ ketika hal itu kusampaikan beliau menolak kea rah lain. Setelah menoleh kembali kepadaku, aku menyampaikannya lagi. Beliau menoleh kea rah lain. Ketika aku sampaikan lagi untuk ketiga kalinya, beliau berkata,’Wahai Ummu Salamah, jangan sakiti aku perihal Aisyah. Demi Aallah, sesungguhnya Allah tidak pernah menurunkan wahyu ketika aku sedang satu selimut dengan siapapun, selain Aisyah.” (H.R. bukhori). (Galafath)




Related Posts :