Banyak Eksekusi Mati Anak di Bawah Umur oleh Iran, Ini Komentar Tokoh Syiah Jalaludin Rahmat


Lembaga HAM Amnesty Internasional yang berbasis di London melaporkan bahwa sepanjang tahun 2015 Iran telah mengeksekusi lebih dari 1.000 orang.

"Iran telah mengeksekusi sekitar 700 orang dalam enam bulan pertama tahun 2015, rata-rata tiga orang setiap hari dan jumlah eksekusi mungkin di atas 1.000 orang pada akhir tahun," kata laporan tersebut, Jumat (8/1/2016).

Bahkan, menurut Amnesty Internasional negara Syiah tersebut telah mengeksekusi mati puluhan anak di bawah umur sejak 2005. Amnesty Internasional menyatakan bahwa Iran telah menutup-nutupi eksekusi tersebut.

Rezim Iran semula memenjarakan anak-anak di bawah umur 18 tahun selama beberapa tahun. Setelah usia mereka menginjak dewasa, hukuman eksekusi mulai diberlakukan. Tulis laporan Amnesty Internasional.

Menanggapi laporan Amnesty Internasional tersebut, Tokoh Syiah Indonesia Jalaludin Rahmat memberi komentar. Dia mengatakan bahwa jumlah yang dilampirkan dalam laporan keliru. Menurutnya, jumlah itu sudah dihitung semenjak revolusi Iran.

"Banyaknya yang dieksekusi di Iran itu, dihitung semenjak revolusi. Jadi tentu saja di zaman revolusi banyak yang dihukum mati," ujar Ketua Dewan Syuro IJABI tersebut kepada Kiblat.net selepas seminar nasional “Haji dan Persaudaraan Universal”, Kamis (28/01) di gedung Fakultas Ilmu Dakwah, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selain itu, dia menyebutkan bahwa Iran saat ini sedang diserang wabah narkoba seperti di Indonesia. Ia menilai bahwa anak-anak yang dieksekusi tersebut karena terlibat kasus narkoba. "Iran menerapkan hukum yang keras untuk pengguna narkoba," kata anggota DPR RI dari PDIP ini.

Sumber: Kiblat.net