"Umar dan Oposan Dakwah" Oleh Ustadz @TurmudziDm


1. Ini Umar. Doa Nabi yang di maqbul oleh Allah untuk memperkuat dakwah: antara Umar bin Khattab dan Umr bin Hisyam (Abu Jahal).

2. Bagi Umar bin Khatab sebagai khalifah, antara syuro dan kritikan adalah dua sayap yang akan menjaga tegaknya hukum.

3. Umar senantiasa 'mengorek' keluhan rakyatnya, kare abeliau menyadari sikap aslinya yang 'tegas'. Terkadang beliau merasa sedih...

4. Pernah Hudzaifah mendapatkan Umar sang khalifah sedang 'menangis'. Kenapa wahai Amirul Mukminin? Tanya Hudziafah.

5. 'Aku takut berbuat kesalahan, dan kamu semua 'takut' akan sikapku'. Begitu gundah sang khalifah.

6. Hudzaifah berseru: 'Demi Allah, kalau engkau keliru maka aku akan meluruskanmu wahai amirul mukminin!'

7. Berbinar mata Umar seraya berdoa memuji Nya: 'Alhamdulillah, atas hadirnya sahabat yang mau meluruskan kekeliruanku.'

8. Sejarah mencatat zaman khalifah Umar adalah masa terbaik penghormatan atas sikap kritis para rakyatnya.

9. Loyalitas terbangun dengan kokoh, keamanan dan kesejahteraan tersebar keseluruh pelosok negeri.

10. Suatu hari sang khalifah berbicara lantang diatas mimbar seraya bertanya: 'Wahai umat islam, apa pendapatmu seandainya..

11. ..aku (lebih) condong kepada (urusan) dunia?' Serta merta seorang lelaki yang msh lengkap berpakaian perang berseru...

12. 'Maka kami akan meluruskan engkau wahai Amirul Mukminin dengan pedang ini!' 'Apakah engkau mengancamku?' 'Ya, benar.'

13. Wajah Umar sumringah seraya berkata kepada lelaki tsb: 'Semoga Allah merahmatimu. Pujian bagi Allah yang telah menghadirkan seorang hamba yg senantiasa akan meluruskan kekeliruanku'.

14. Ini sikap asli bukan pencitraan. Umar punya kekuatan karakter.

15. Umar tidak pernah 'bertangan besi' terhadap para oposan dan pengkritik kebijakannya. Para penjilat menjauh. Kehormatan bagi yang kritis.

16. Salman pernah menentangnya di depan khalayak tatkala Umar berpidato, '..Dengarkan wahai hamba Allah!' Salman berteriak...'Tidak!'

17. 'Demi Allah, kami tidak akan mendengarkanmu ya Amiral Mukminin!' 'Kenapa wahai Salman?

18. 'Engkau bedakan pembagian! Kami mendapat satu jubah sedangkan engkau mendapat dua jubah.' Umar membagikan pandangan seraya bertanya, 'Dimana Abdullah?'

19. 'Hadir, wahai Amirul Mukminin.' Jawab sang putra, Abdullah bin Umar (Ibnu Umar). Umar bertanya, 'Siapa pemilik jubah kedua ini?'

20. 'Saya, wahai Amirul Mukminin.' Jawab Abdullah. Lalu Umar memandang Salman dan khalayak bersamaan. 'Seperti yang kalian lihat..

21. ...aku berperawakan tinggi, tatkala memakai satu jubah, kependekan. Maka, Abdullah memberikan jubahnya agar cukup utk tubuhku.'

22. Seketika Salman berteriak dalam derai tangisnya: 'Alhamdulillah, sekarang kami dengar dan taat, wahai Amiral Mukminin!'

23. Tidak ada penghormatan terhadap oposan melebihi sikap Mmar bin Khattab selama pemerintahannya. Cukuplah Allah sebagai saksi.

24. Inilah Umar. Pribadi penuh percaya diri. Komitmen dalam menegakan peraturan. Tidak pernah mengancam pengkritik ataupun takut kehilangan citra oleh pengkritik.

25. Bahkan Umar mencari keduanya untuk membantu 'menerangi' kebijakan yang dikeluarkannya.

26. Semakin banyak kita membuka lembaran kisahnya, semakin hebat kita mencintainya. Umar adalah doa Nabi yang dimakbul.

___
*Dihimpun dari twit ust @TurmudziDm dengan hestek #OposanDakwah (31/1/2016)