Syaikh Muhammad Jibril dan suasana masjid Amru bin Ash saat Tarawih (almesryoon.com) |
Dalam doa qunutnya pada malam ke-27 Ramadhan di Masjid Amru bin Ash (masjid terbesar dan tertua di Mesir), Senin (13/7/2015), Syaikh Muhammad Jibril mendoakan agar para penguasa yang kejam dan zhalim dilaknat oleh Allah Ta'ala.
Doa qunut ini membuat rezim dikatator As-Sisi meradang. Menteri Agama Mesir (menteri wakaf), Muhammad Mukhtar Jumah, menyatakan apa yang dilakukan Syaikh Jibril adalah penghinaan terhadap negara.
Departemen Agama Mesir pun langsung mengeluarkan keputusan yang melarang Syaikh Jibril menjadi imam, bukan hanya di Masjid Amru bin Ash, tapi juga di seluruh masjid di Mesir. Pemerintah kudeta juga melayangkan surat agar seluruh negara Arab tidak mengundang beliau menjadi imam di negaranya.
Anehnya, televisi pendukung kudeta menayangkan khutbah seorang ulama yang mengatakan, “Aku telah berdoa agar Allah Taala memberi laknat kepada Muammar Qadafi dan para penguasa yang kejam. Tapi ketika akan berdoa laknat untuk As-Sisi, lidahku menjadi kelu.”
Dalam sebuah interview dengan stasiun televisi tersebut, syakh pendukung kudeta itu mengatakan, “Tidak dibenarkan mendoakan jelek kepada para pemimpin. Kita harus mendoakan mereka agar mendapatkan hidayah dan tuntunan dari
Allah. Demikian juga kasusnya dengan As-Sisi.”
Ketika ditanya dengan sikapnya yang mendoakan buruk Presiden Mursi saat memerintah Mesir, syaikh itu menjawab, “Mursi bukan presiden Mesir yang sah. Dia sudah kehilangan legitmasi di awal pemerintahannya. Oleh karena itu, boleh mendoakan buruk terhadapnya.”
Itulah yang dinamakan ulama su' alias penjilat penguasa dzolim.
Berbeda dengan Syaikh Jibril yang tak takut menyuarakan kebenaran dihadapan penguasa dzolim. Usai keluar pencekalan terhadap dirinya, Syaikh Jibril dengan tegas menyatakan apa yang dilakukan rezim diktator As-Sisi tak akan mampu 'mencekal' dirinya untuk tetap menyuarakan dan menolong Al-Haq (kebenaran) dan orang-orang yang terdzolimi.
(Demi Allah, walaupun mereka mencekalku bepergian, mereka takkan bisa mencekalku untuk menolong Al-Haq dan menolong orang-orang yang terdzolimi)
Tulis Syaikh Jibril di akun twitternya @alhawariya, Rabu (15/7/2015).
*Sumber: dakwatuna, aljazeera, twitter
Ketika ditanya dengan sikapnya yang mendoakan buruk Presiden Mursi saat memerintah Mesir, syaikh itu menjawab, “Mursi bukan presiden Mesir yang sah. Dia sudah kehilangan legitmasi di awal pemerintahannya. Oleh karena itu, boleh mendoakan buruk terhadapnya.”
Itulah yang dinamakan ulama su' alias penjilat penguasa dzolim.
Berbeda dengan Syaikh Jibril yang tak takut menyuarakan kebenaran dihadapan penguasa dzolim. Usai keluar pencekalan terhadap dirinya, Syaikh Jibril dengan tegas menyatakan apa yang dilakukan rezim diktator As-Sisi tak akan mampu 'mencekal' dirinya untuk tetap menyuarakan dan menolong Al-Haq (kebenaran) dan orang-orang yang terdzolimi.
والله ان منعي من السفر لن يمنعني ابداً عن نصرة الحق ونصرة المظلومين والله خيراً حافظاً وهو ارحم الراحمينً
— القارئ محمد جبريل (@alhawariya) 15 Juli 2015
والله ان منعي من السفر لن يمنعني ابداً عن نصرة الحق ونصرة المظلومين
والله خيراً حافظاً وهو ارحم الراحمينً
(Demi Allah, walaupun mereka mencekalku bepergian, mereka takkan bisa mencekalku untuk menolong Al-Haq dan menolong orang-orang yang terdzolimi)
Tulis Syaikh Jibril di akun twitternya @alhawariya, Rabu (15/7/2015).
*Sumber: dakwatuna, aljazeera, twitter