Progress Koalisi AKP dan HDP (Kurdi) Berkah di Penghujung Ramadhan di Negeri Turki


Oleh Deny Rahmad Sikumbang

Pada pemilu 7 Juni 2015, Partai Islam di Turki, AKP mengalami penurunan jumlah suara, dan harus membentuk koalisi untuk menyusun Pemerintahan. Erdogan memberikan limit bagi AKP selama 45 hari (23 Juli) untuk membentuk koalisi Pemerintahan. Pasca pemilu, keempat partai yang berhasil masuk parlemen yaitu AKP (Partai bentukan Ikhwanul Muslimin Turki), CHP (Partai pengusung paham Kemal Attaturk/ Kemalis), MHP (Partai Nasionalis); dan HDP (Partai Kaum Kurdi) mengambil posisi bertahan dalam pembicaraan koalisi.

Tetapi posisi bertahan dari partai CHP, MHP, dan HDP tersebut, sebenarnya adalah keuntungan bagi AKP, yang ditunjukkan dari hasil pemilu ketua Parlemen Turki. Jika para pengamat Barat termasuk Israel, mendorong terjalinnya koalisi dari seluruh partai oposisi untuk merebut kursi ketua Parlemen; pada kenyataannya, perbedaan paham dari ketiga partai tersebut sangatlah besar, dan sangat sulit disatukan.

AKP mengajukan Ismet Yilmaz dalam pemilihan Ketua Parlemen, yang memiliki misi utama menggolkan amandamen UU yang mengubah sistem Parlementer menjadi sistem Presidensial. Dengan sistem ini, menurut Erdogan, Turki akan mengalami percepatan pembangunan dan mampu mengembalikan Turki sebagai pelopor kejayaan Islam. Turki akan memainkan peran Turki dan Islam, ke dunia Barat.

Sangat besarnya agenda AKP ini yang sebenarnya tidak disukai oleh partai-partai oposisi (karena akan mudah bagi AKP melanggengkan kekuasaan atas Pemerintahan di masa depan); seharusnya mampu mengikat ketiga partai oposisi tersebut.

AKP memiliki 258 Kursi Parlemen (47% kursi, dari 550 Kursi yg ada); CHP 132 kursi (24%); MHP 80 kursi (14,5%) dan HDP 80 kursi (14,5%). Secara matematis, jika seluruh partai oposisi bersatu, dan mengajukan 1 calon Ketua Parlemen tentulah AKP akan kalah. Tetapi kenyataannya, proses voting yang berlangsung hingga 4 putaran ini, tidak terbentuk koalisi apapun, karena masing-masing partai bertahan mengajukan calonnya masing-masing. Bahkan di putaran keempat, di mana MHP dan HDP tereliminasi karena mendapat suara terendah, MHP dan HDP tetap tidak mau berkoalisi, baik dengan AKP maupun CHP. Sebagian MHP memberikan suara kepada Deniz Baykal (Calon dari CHP), tetapi secara resmi mereka abstain. Sedangkan HDP solid abstain.

Nah, dari hasil pemilihan ketua Parlemen inilah sudah terlihat bekal kemenangan AKP dalam pembicaraan koalisi
Pemerintahan. Ada sinyal tak terlihat, bahwa MHP dan HDP mau diajak berkoalisi, karena setidaknya mereka tak mau membantu CHP memimpin Parlemen. MHP dan HDP lebih berpihak pada kemenangan AKP di Parlemen (karena mereka paham, di putaran keempat, pemilik suara terbanyak otomatis menang). Penyusunan amandemen UU Sistem Pemerintahan Turki sudah satu langkah di depan. Dan ini dipahami sebagai bahan negosiasi MHP dan HDP kepada AKP.

Progressnya, pada 14 Juli Partai Kurdi yang mengambil garis peperangan dengan negara Turki, yaitu PKK sudah memerintahkan sayap militernya untuk melakukan gencatan senjata, dan mundur ke basecamp, untuk memberikan ruang bagi AKP dan HDP melakukan pembicaraan koalisi. Tanggal 15 Juli menjadi waktu yang bersejarah, di mana AKP dan Pemerintah Turki yang diwakili oleh PM Ahmet Davutoglu bersepakat dengan pimpinan HDP yaitu Selahattin Demirtas and Figen Yuksekdag,untuk bersama-sama membangun Turki dan membuat kerangka pembangunan yang signifikan dan komprehensif di tanah Kurdi.

Dalam jumpa pers pasca pertemuan, Yuksekdag mengatakan sejak awal mereka terbuka untuk koalisi dan mereka merasa terhormat, karena Davutoglu dan AKP yang melakukan inisiasi koalisi dengan mendatangi mereka. Dalam sebuah wawancara wartawan lokal Kurdi, seorang tetua Kurdi bahkan menyampaikan, jika kedamaian dan pembangunan dapat terjadi di ranah Kurdi, dia melihat Erdogan sebagai Shalahuddin bagi mereka (Shalahuddin Al Ayyubi, Pahlawan Islam dalam perebutan Yerusalem, kelahiran Kurdi). Impian terbesar beliau adalah kedepannya mampu menyatukan Kurdi yang tersebar di tanah Suriah, Iran, dan irak, walaupun itu sangat sulit terjadi.

Dalam pembicaraan koalisi dengan MHP yang sudah berlangsung sebelumnya, masih membicarakan hal yang normatif dan belum menemukan titik temu. Tetapi disisi lain, usaha CHP untuk membentuk koalisi dengan MHP, sudah ditolak dengan tegas oleh CHP.

Kita kedepannya akan melihat, bagaimana Erdogan, Davutoglu dan AKP mampu menjadi kawan bagi Kurdi dan kaum nasionalis.

Semoga menjadi kado terbaik Ramadhan dan Syawal bagi bangsa Turki khususnya, dan umat muslim sedunia pada umumnya.

Sumber rujukan:
- http://ift.tt/1I4cc9U
- http://ift.tt/1K8n2eA
- http://ift.tt/1I4cc9W

Foto: Turkey's Prime Minister Ahmet Davutoglu meets co-chairs of the pro-Kurdish Peoples' Democratic Party (HDP) Selahattin Demirtas as part of the first round of coalition talks in Ankara, Turkey, July 15, 2015.




Related Posts :