Rupiah kembali melemah di akhir pekan ini dan mendekati level 13.500 per dollar Amerika Serikat (AS). Di pasar spot, rupiah bahkan sudah menyentuh rekor pelemahan terdalam sejak 1998.
Tercatat pada tanggal 17/6/1998, rupiah pernah berada di puncak rekor terdalam sebesar 16.650 per dollar AS. Data Bloomberg menunjukkan, kemarin (Jumat, 24/7) rupiah mengukir rekor pelemahan terdalam di level 13.465 per dollar AS. Rupiah melemah dari posisi hari sebelumnya di level 13.420 per dollar.
Sedangkan pada Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI) menunjukkan, rupiah berada di posisi 13.448 per dollar AS. Dengan begitu maka rupiah hari ini melemah 0,4% dari posisi hari sebelumnya yang sebesar 13.394 per dollar AS.
Terpuruknya rupiah, disebabkan karena membaiknya data ekonomi Amerika Serikat. Hal ini membuat pasar wait and see atas pernyataan Gubernur The Fed Janet Yellen saat pertemuan (FOMC) yang digelar pekan depan.
Kamis (23/7), kurs tengah Bank Indonesia pasangan USD/IDR naik 0,19% ke Rp 13.394 per dollar AS. Di pasar spot rupiah melemah 0,33% ke Rp 13.420 per dollar AS.
David Sumual, Ekonom Bank Central Asia, menilai, sambil menanti FOMC pasar masih terombang-ambing. Ditambah lagi Rabu (22/7), AS merilis data penjualan rumah.
Sementara itu, Sri Wahyudi, Research and Analyst Fortis Asia Futures, mengatakan, sentimen domestik mengenai kebijakan Bank Indonesia memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi dari 5,4%-5,8% menjadi 5%-5,4% masih memberi sentimen negatif bagi rupiah.
Sumber: http://ift.tt/1LIXupS