Bercakap dengan Walikota Padang seperti bercakap dengan orang tua sendiri


Seorang bapak yang sudah memutih rambut hingga jenggotmya tampak asyik menelpon. Sepertinya di seberang sana adalah keuarganya. Matanya teduh. Wajahnya bercahaya. Aura keshalihannya begitu kentara.

Bercakap dengannya bagai bercakap dengan orang tua sendiri. Hangat dan penuh keakraban. Mulai dari kabar sendiri dan keluarga, ikhwah di Papua, aktivitas dakwah dan mau kemana, semua ditanyakannya. Tak lupa beliau menitip salam khususnya bagi keluarga di rumah dan juga ikhwah di Papua.

Siapakah dia? Ya, dia adalah H. Mahyeldi Ansharullah, SP, walikota Padang. Walikota yang sarat prestasi walau usianya tak lagi muda. Dia adalah walikota dengan kekayaan terkecil versi KPK. Harta yang diamanahkan oleh Allah kepadanya serta telah diaudit oleh Komisi Pemberantasan Korupsi hanya Rp 281.509.000. Walau baru menjabat 1 tahun, setidaknya lebih dari 17 prestasi yang membanggakan masyarakat Padang telah ditorehkan. Masya Allah tabarakallah...

Di bandara Soekarno Hatta ia duduk layaknya orang biasa. Ya, memang orang biasa. Karena bagi kader Partai Keadilan Sejahtera, berjabatan bukanlah hal yang istimewa dan harus dibanggakan. Jabatan adalah beban amanah yang akan dipertanggungjawabkan kini dan nanti.

Tanpa awak media. Tanpa pencitraan.

"Mohon bertitip salam kepada Ibu Walikota, ustadzah Harneli Bakar dan ananda. Tak lupa ikhwah di Padang. Selamat jalan, ustadz. Fi amanillah...," ucap saya.

Kami pun berpisah dalam hangatnya pelukan.

[Catatan perjalanan menjemput matahari yg telah terbit dari Barat...]

by Azzam Mujahid Izzulhaq
(27/10/2015)