Canda Konyol Ahok 'Dokter Bedah Sakiti Orang dengan Legal' Menuai Protes Dokter


Canda Ahok: Anak Saya Mau Jadi Dokter Bedah Supaya Sakiti Orang dengan Legal

Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) pernah bercita-cita menjadi dokter. Meski impiannya tak kesampaian, Ahok menyebut cita-cita yang sama ternyata tertular kepada anak pertamanya, Nicholas Sean.

"Anak saya ingin jadi dokter. Mau jadi spesialis bedah," ujar Ahok saat memberi sambutan di Kongres XIII Seminar Tahunan IX Patient Safety Hospital Expo XXVIII di JCC Senayan, Jakarta, Sabtu (25/10/2015).

Dengan gaya jenakanya, Ahok menceritakan alasan anaknya ingin menjadi dokter spesialis bedah yakni supaya membedah secara legal. "Kenapa? Langsung nyeletuk karena bisa hurting people legally, menyakiti orang dengan sah. Haha," terangnya.

http://ift.tt/1Grt0tb

Candaan konyol Gubernur DKI yang memang dikenal tak bisa jaga mulut ini mendapat reaksi dari seorang dokter spesialis bedah senior RSCM.

Melalui akun facebooknya dr. Patrianef Patrianef, SpB,SpB(K)V menyatakan candaan Ahok telah melukai para dokter spesialis bedah.

"Walaupun cuma candaan Pak Ahok, tetapi anda telah melukai kami. Tidak ada niat seorang dokter bedah untuk menyakiti pasiennya secara legal," kata dokter Spesialis Bedah, Konsultan Vaskular dan Endovaskular di Divisi Vaskular dan Endovaskular Departemen Ilmu Bedah FKUI/RSCM ini.

"Jika anak Bapak berniat menjadi dokter untuk melakukan itu, lebih baik niatnya dibatalkan dari sekarang. Kesakitan seorang pasien dokter bedah adalah air mata bagi dokternya. Karena salah satu tolok ukur keberhasilan pengobatan pasien itu adalah menghilangkan dan mengurangkan nyeri yang merupakan penderitaan bagi pasien. Jika saya mendengar pasien masih berteriak teriak maka saya akan tanyakan kepada dokter yang merawatnya, "ada masalah apa"," lanjut dokter yang pernah meraih Service Award IDI tahun 1995 ini.

"Pernyataan yang dibungkus dengan candaan dan keluar dengan spontan mungkin saja itu merupakan ungkapan isi hati Bapak. Saya berharap anak bapak mengundurkan diri dari niat menjadi spesialis bedah dan bapak mengoreksi pernyataannya. Jika saya berada disana saya tidak akan tertawa. Karena candaan bapak tidak lucu dan cenderung tendensius dan menyakitkan," tutupnya.