Wakil ketua Biro Politik Hamas Ismail Haniyah menyerukan faksi-faksi Palestina agar menjaga dan mempertahankan Intifadhah Al-Quds dari usaha bonsai dan peredaman. Intifadhah harus dilanjutkan dan terus digencarkan agar tujuan kebebasan, hak kembali pengungsi dan kemerdekaan tercapai dan tak ada kekuatan apapun di dunia yang berhasil memadamkannya.
Dalam sambutan yang disampaikan melalui video converence di Festival politik mendukung Intifadhah Al-Quds yang digelar di kota Shaida Libanon hari Ahad (25/10), Haniyah mengatakan, “Intifadhah Al-Quds merupakan fase bersejarah dalam perjalanan bangsa Palestina. Semua analisis yang menyatakan bahwa era Intifadhah sudah berlalu dan bangsa Palestina sudah lelah melawan dan tidak akan bangkit lagi, semua salah”.
Ia mengisyaratkan, bara Intifadhah telah meletus dari halaman Masjid Al-Aqsha dan menyebar di seluruh tanah Palestina hingga gaungnya menembus kamp-kamp pengungsi Palestina di Libanon dan seluruh tempat pengungsian diaspora. Pelecehan terhadap Al-Aqsha berarti meletuskan seluruh kemarahan terhadap penjajah. Apalagi pembagian Masjid Al-Aqsha yang berusaha diwujudkan Israel tidak akan berjalan lancar sebelum darah dan jasad bangsa Palestina tertumpah atau syahid.
Haniyah mengingatkan dunia meremehkan teriakan warga muslim Palestina yang berjaga di Al-Aqsha dan teriakan umat Islam. Bangsa Palestina terbukti jika berkata pasti akan dilakukan, jika bertindak maka akan inovatif dan kreatif dalam melakukan perlawanan, jika sudah melawan maka akan menyakitkan sebagai bentuk perlawanan atas Israel.
Mantan Perdana Menteri Palestina ini menegaskan bahwa Intifadhah telah menyatukan bangsa Palestina yang ada di dalam negeri dan yang berada di wilayah diaspora pengungsian luar negeri. Jika sebelumnya persatuan gagal diwujudkan, Intifadhah kali ini berhasil menyatukan.
Selama ini kesepakatan rekonsiliasi sudah diteken dan sejumlah kompromi beberapa kelompok Palestina telah dilakukan, termasuk Hamas yang melepaskan pemerintahan agar perpecahan tidak terjadi namun itu tidak berhasil menyatukan. Namun kali ini Intifadhah telah berhasil menyatukan bangsa Palestina.
Haniyah menandaskan, Intifadhah meletus dengan inovasi heroik individu Palestina untuk membuktikan bahwa bangsa Palestina mampu melewati rumitnya “persenjataan”, dan senjata terbesar bagi bangsa Palestina adalah senjata tekad dan keimanan.
Haniyah menambahkan, usaha dunia yang dikendalikan Amerika untuk memadamkan Intifadhah sehingga tangan-tangan zionis tetap bebas mengacak-acak Al-Quds dan Al-Aqsha, namun kami ingin tegaskan secara nyata bahwa mereka tidak akan bisa memadamkan akar dan bara Intifadhah atau menghentikan aksi pemuda dan pemudi Palestina yang berjuang untuk kebebasan dan harga diri mereka sebab mereka menolak blockade dan kepungan. (Sumber: infopalestina.com)