Bogor - Wali Kota Bogor Bima Arya mengaku tidak ambil pusing karena di-bully oleh kelompok liberal. Perlakuan itu, diterima Bima karena telah mengeluarkan surat edaran pelarangan kegiatan kelompok Syiah di Kota Bogor.
"Saya tidak ambil pusing, mau di-bully oleh jutaan orang sekalipun di sosial media. Di dunia ini tidak ada yang berhak menilai, penilaian sejati itu dari Allah Swt," ujar Bima saat ditemui Suara Islam Online dan sejumlah media Islam lainnya di Balaikota Bogor, Senin (26/10/2015).
Sebelumnya, dedengkot Jaringan Islam Liberal (JIL), Zuhairi Misrawi berkicau melalui akun Twitter nya. Namun karena terlalu semangat mem-bully, Zuhairi sampai salah menyebut Bima Arya sebagai Wali Kota Depok.
"Saya tdk habis pikir, sahabat saya Bima Arya, Walikota Depok menjadi pemimpin yang anti-pluralisme dgn menolak perayaan Syiah @BimaAryaS," katanya melalui akun @zuhairimisrawi.
Suara nyinyir juga datang dari aktivis JIL lainnya, Mohamad Guntur Romli. Dalam akun Twitter @GunRomli, Guntur Romli menilai Bima Arya tengah mencari sensasi dan dukungan politik dengan melakukan isu SARA.
“Biasanya kepala2 daerah yg minus prestasi & gagal, akan pakai isu SARA unt cari dukungan politik, Bima Arya ini salah satunya,” tulis Guntur Romli.
Meski ada suara sumbang, pihak yang mengapresiasi kebijakan Wali Kota Bogor ini jauh lebih banyak. Para ulama, pimpinan ormas Islam dan masyarakat sangat bersimpati dengan ketegasan Bima Arya yang melarang kegiatan kelompok Syiah.
Ulama kharismatik, KH Didin Hafidhuddin misalnya, ia mendukung langkah Bima Arya. "Mudah-mudahan pak Wali istiqomah dalam pendiriannya, kita akan bantu dan kita doakan, mudah-mudahan daerah lain pun mengikuti," ujarnya. (Baca: MUI: Semoga Kebijakan Bima Arya Bisa Diikuti Wali Kota Seluruh Indonesia)
Sumber: Suara Islam