'Kalau bukan karena khawatir informasi didominasi yg buruk dan jahat sudah tentu saya tutup account'


Ustadz Hafidin Achmad Luthfie

Banyak analisa dan informasi yang ingin dibagi. Tetapi waktu mengajar, membina halaqah, dan mencari rezeki menghalangi saya untuk menuliskan semua. Selain itu, kekhawatiran orang menjadi jenuh dan bosan mengharuskan saya membaginya minimal sekali sehari. Hal itu tentu saja tak memadai untuk mengerti realitas yang terjadi dan selalu ada perkembangan baru.

Terus terang kalau bukan karena khawatir informasi dan analisa didominasi yang buruk dan jahat sudah tentu saya tutup account ini. Ditambah ada semacam kekhawatiran tersesatnya orang dalam gerakan menyimpang dan sesat karena tidak bisa membedakan informasi dan analisa yang sesuai dengan Manhaj Islami dalam menafsirkan realitas dan pertarungan yang tengah terjadi dengan disinformasi dan dis-analisa yang disebarkan kaum dajjalun.

Terkadang saya meremehkan tulisan-tulisan pendek itu. Saya menganggap tak memberikan manfaat dan faedah. Tulisan itu tak ada yang membaca dan menangkap pesan subtansialnya. Sehingga kadang saya ingin berhenti menulis. Namun respon dari sebagian orang melalui sms atau WhatsApp membuat saya tetap membuat tulisan pendek di sela kesibukan mengajar, membina halaqah, dan mencari rezeki. Sering dalam bus menuju Bandung atau Sumedang saya--sebelum pejamkan mata karena mual--saya menulis. Sering juga saya tulis jelang mengajar atau memberikan materi dalam halaqah.

Ada diantara follower account saya yang sampai mencari kontak saya dan kemudian sms, "Mohon maaf, apakah ini dengan Ustadz Hafidin Achmad luthfie?" Tiga kali saya di sms yang sama. Dan tiga kali itu sms tidak saya balas karena belum sempat isi pulsa. Sampai kemudian saya telepon karena sepertinya ybs ada kepentingan dengan saya. Waktu saya telepon dengan nomor my simpati private dan saya bertanya ba'da salam, "Mohon maaf ini dengan siapa? Ini nomor siapa?" Setelah dijawab dan dijelaskan bahwa ia sering menyimak tulisan-tulisan pendek yang saya sepelekan tersebut saya pun menyadari sebuah hal. Bahwa pena bisa menjadi alternatif untuk dakwah, melawan fitnah, menentang kezaliman, dan membimbing gerakan.

Betapa ingin saya menulis yang serius. Namun saya belum bisa tafarrugh untuk itu. Semoga saja penjara bukan tempat saya untuk menyelesaikan tulisan-tulisan serius sebagaimana Sayyid Quthub rahimahullah menyelesaikan Fii Zhilaalil Qur`aan, Ma'aalim Fii Ath-Thariiq, Khashaaish At-Tashawwur Al-Islaami Wa Muqawwimaatu dll.***

__
dari notes fb ustadz Hafidin Achmad Luthfie (Sabtu, 28/11/2015)