Oleh Hafidin Achmad Luthfie
Setelah pesawat F 16 Turki menembak jatuh sukhoi 24 Rusia karena melanggar wilayah udaranya saya mengira akan terjadi konfrontasi dan perang antara Turki dan Rusia.
Ternyata menteri luar negeri Rusia buru-buru menegaskan bahwa negaranya tidak akan melakukan perang dengan Turki.
Sikap tegas Ankara kepada blok barat dan blok timur telah membuat mereka segan berkonflik dan konfrontasi dengannya. Kebijakan politik Erdoghan dan Oglu (Ahmet Davutoğlu) yang berkarakter dengan didukung militer yang kuat mendatangkan efek gentar pada poros iblis dunia yang selama ini membuat kacau kehidupan umat manusia.
Orang-orang muslim diseluruh dunia--kecuali hizbut tahrir, salafiyyah rasmiyyah, dan jamaah kopar kapir--merasa bangga dengan ketegasan dan keberanian Erdoghan dan Oglu. Mereka memberikan apresiasi yang luar biasa. Dan mereka menyebutnya sebagai bentuk 'izzah dan haibah (wibawa) seorang muslim.
Tak pelak sebagian orang di Dunia Arab langsung menyebut "pilot" F16 itu dengan sebutan "Sulthan Erdoghan".
Pencapaian kedudukan Turki dalam politik, ekonomi, dan militer dunia sekarang adalah buah dari pelaksanaan teori yang dikembangkan AKP; "nazhariyyah tahawwul hadhari" (teori rotasi peradaban), "nazhariyyah 'umq istiratiji" (teori strategi politik berdasar kajian mendalam), dan "nazhariyyah ustmaniyyah jadidah" (teori Kekhilafahan Ustmaniyyah baru).
Saya percaya bahwa Turki adalah optimisme baru dalam Dunia Islam. Permasalahan Dunia Islam sekarang menuntut Turki untuk campur tangan lebih besar agar bisa diselesaikan. Umat Islam diseluruh dunia tengah menanti kehadiran kembali Khilafah Islamiyyah. Dan Turki dengan Erdoghan dan Oglu adalah yang memenuhi syarat untuk menjalankan konsep teori istikhlaf (kepemimpinan). Sungguh Turki selalu menjadi optimisme ketika Dunia Islam dalam kondisi lemah untuk bangkit kembali; dimulai dari Kaum Seljuk, dilanjutkan oleh Kaum 'Utsmaniyyah, dan sekarang Kaum Erdoghaniyyah.[]