Turki Antara Dua Kekuatan: Kekufuran VS Keimanan


Oleh: Usatzdz Nandang Buhanudin

(1) Saya takjub dengan strategi politik Erdogan dan AKP. Erdogan menganut dua prinsip politik. Yaitu, pertama; meminimalisir konflik dan musuh dengan negara lain termasuk negara tetangga. Zero enemy.

(2) Kedua; Erdogan dan AKP menganut politik kemaslahatan bersama di dalam negeri. Mengedepankan cinta, kerja, harmoni sesama anak bangsa. Tidak peduli suku Kurdi, Turki, Sunni, Syi'ah, Duruz, Kristen, Yahudi. Selama tidak melakukan kriminal dan teror.

(3) Di strategi kedua, Erdogan sukses. Tapi di strategi pertama, negara-negara tetangga Turki nampaknya memang merencakan kehancuran Turki; luar dalam. Untungnya, BIN Turki sigap. Bisa menangkap ke mana arah mata angin.

(4) Pun kesuksesan Turki, membatasi gerak kaum-kaum yang berjubah Islam di dalam negeri. Berteriak takbir. Namun suka atau tidak suka, senantiasa menyerang, menerjang, menerkam, aktif melakukan penggembosan, berada di baris depan mewakili kekufuran.

(5) Tentu yang lebih penting dari itu. AKP dan para pemimpinnya, sukses menjadi duta-duta kebajikan. Melayani rakyat berdasar iman dan ketulusan. Menjaga diri dari jebakan-jebakan kesuksesan yang menggagalkan.

(6) Tuduhan kepada Erdogan lengkap sudah. Erdogan on target. Setelah tuduhan korupsi terbantahkan. Maka tuduhan selanjutnya menyerang anaknya Erdogan, Bilal. Ia dituduh menjadi makelar minyak, antara Turki dengan ISIS.

(7) Tuduhan keji dilontarkan. Setiap ia tampil berfoto dengan yang berjanggut. Bilal dituduh, tengah koordinasi dengan ISIS. Tuduhan kemana-mana. Mirip lagu Mbah Surip. Tak gendong kemana-mana. Hingga sampai pada tuduhan, Turki menyerang pesawat Rusia untuk menjaga iring-iringan truk minyak Bilal Erdogan.

(8) Padahal yang jelas-jelas berbisnis dengan ISIS adalah Assad sendiri. Bukti-bukti berserakan. ISIS pahlawan Assad dan Israel. Berkat ISIS, Assad tampil bak pahlawan. Berkat ISIS, Russia, As-Sisi, Perancis bisa menargetkan Turki.

(9) Tahu tidak. Turki kini dihadapkan pada koalisi kekufuran. Turki sebagai negara tidak bisa seenaknya sendiri keluar dari NATO atau menghapus pangkalan militer AS. Ini terkait masa lalu era Attatruk dan kekalahan Utsmani di PD II.

(10) Kini Turki dihadapkan pada pemberontakan Kurdi, yang nyata-nyata dilatih AS. Bahkan AS mengirimkan pasukan Marinir dan Rangers untuk melatih pasukan Kurdi di Syiria. Iran membantu Kurdi di Irak dan Iran. Negara Kurdi segera dideklarasikan.

(11) Saya tak sedang membela. Hanya mentalitas sebagian kita selalu gelap mata. Bicaranya mengajak orang agar objektif, by data. Tapi dirinya sendiri menampilkan fitnah-fitnah keji by design. Tanpa malu dan tanpa taubat lagi.

(12) Tapi itulah mungkin tantangan perjuangan. Berbeda dengan yang berjuangnya via klaim wal kalam. Selalu menghindari tantangan, yang dicari malah tentengan. Lalu sibuk tentang sana tentang sini. Gaya petangtang petengteng. Mentang-mentang dianggap penting pihak Israel, AS, dan disayang Inggris.

(13) Sikap saya. Jika Erdogan berhadapan dengan poros Salibis-Zionis-Syiah, aneh saja kalau ada yang masih menyerang Erdogan, AKP, dan Turki. Lalu mencari-cari kesalahan Erdogan dan AKP. Dibayar berapa sih? Atau menyerang Erdogan, sebagai konpensasi tidak disentuh intelejen di negara-negara demokrasi. Gitu ya?

___
Sumber: http://ift.tt/1QLAPNy