Banyak yang memahami bahwa Palestina adalah tempat suci tiga agama; Islam, Yahudi, dan Kristen. Dengan pengertian lain, masing-masing agama tersebut memiliki hak terhadap tempat suci ini. Sehingga ketika Israel menguasai sebagian kota Al-Quds dan masjid Al-Aqsha, hal itu dimaklumi saja. Israel sendiri beranggapan bahwa masjid Al-Aqsha adalah milik mereka karena masjid itu dibangun oleh Nabi Sulaiman yang dianggap dari bangsa Yahudi.
Benarkah Masjid Al-Aqsha dibangun oleh Nabi Sulaiman? Jika benar, apakah lantas Yahudi memiliki hak? Yang perlu ditegaskan di sini adalah hal-hal sebagai berikut:
1. Masjid Al-Aqsha adalah bangunan paling tua dalam sejarah. Ia dibangun sebelum dilahirkan orang pertama di kalangan Bani Israil.
2. Rasulullah saw mengabarkan kepada kita bahwa masjid Al-Aqsha adalah masjid kedua yang dibangun untuk hamba-hamba Allah dan masjid pertama yang dibangun adalah Baitullah Al-Haram, 40 tahun kemudian dibangun Al-Aqsha.
3. Pendapat yang rajih dari Al-Aqsha, Ibrahim adalah yang membangun kembali Ka’bah, maka itu artinya beliau membangun Al-Aqsha 40 tahun setelahnya.
4. Jika Bani Israel memasuki Al-Quds di tangan Nabi Daud alaihissalam, itu artinya Al-Aqsha sudah ada beberapa abad sebelum masuk. Rentang waktu antara Ibrahim dan Daud tidak kurang dari 1500 tahun.
5. Yahudi berbohong dalam mitos mereka tentang haikal (kuil) yang dinisbatkan kepada Sulaiman dan mengklaim bahwa umat Islam membangun Al-Aqsha di atas atau di tempat dibangunnya Kuil.
6. Muhammad Rasulullah mengabarkan kepada kita bahwa Sulaiman memperbarui pembangunan masjid Al-Aqsha dan dijadikan masjid untuk shalat dan bukan membangun kuil. Beliau lah yang memperbaruhi pembangunan Al-Aqsha.
7. Ketika Sulaiman alaihissalam membangun Al-Aqsha, ia berdoa kepada Allah dan berharap mengampuni setiap Muslim yang keluar dari rumahnya dan menuju ke Al-Aqsha untuk shalat di sana.
Inilah fakta sejarah yang pasti yang harus dipahami umat Islam.
Sumber: infopalestina.com