Biarlah Pemilik Ka'bah Yang Menjaga


Dunia Islam terutama Saudi Arabia sekarang sedang dipojokkan oleh pergerakan Syiah, dari Iran yang dari sejak tahun 70 an sudah biasa buat onar di tanah suci, seperti melakukan pengeboman, pembunuhan, dan keributan/perkelahian di tanah haram saat musim haji pula. Sehingga Haji 2015 kemarin jadi heboh, dari mulai musibah Crane di Masjidil Haram, hingga Mina yang menelan banyak korban, eh usut punya usut, dari bukti saksi mata, CCTV dan lainnya, ini tidak lain perilaku Syiah ini.

Saya nggak akan membahas detail kejadiannya, sudah jelas itu biasa kelakuan penganut Syiah yang sangat membenci Islam, walaupun pemerintah Saudi Arabia tetap memberikan izin untuk berhaji bagi warga Iran.

Melihat beberapa modus pengrusakan tanah haram ini, ini adalah modus yang kesekian kali, yaitu MENGAMBIL ALIH TANAH HARAM yang dari jauh hari telah dipelopori seorang raja Yaman yang bernama Abrahah. Abrahah adalah raja Kristen sebelum zaman kenabian (nabi Muhammad belum lahir).

Karena ingin menandingi Ka'bah, Abrahah membuat bangunan kuil megah lebih bagus dari Ka'bah dan nggak berhasil mendatangkan banyak orang, bahkan diejek dan dirusak oleh orang-orang. Abrahah marah, Abrahah datang ke Mekkah dengan pasukan bergajah untuk menghancurkan Ka'bah. Menghadapi ini, kakek Rosulullah, Abdul Muthalib yang saat itu sebagai petinggi Quraish diberi kuasa menjaga Ka'bah tidak gentar sedikit pun, dengan gampangnya dijawab oleh kakek nabi "Ka'bah ini milik Allah SWT, cukup Allah-lah yang menjaganya."

Abrahah kesal, dan melakukan perampasan harta dan barang niaga warga Makkah, termasuk 200 onta milik Abdul Muthalib. Dan Abdul Muthalib geram, menemui Abrahah, dan beliau tidak membicarakan mengenai rencana Abrahah tersebut, tetapi justru minta 200 ontanya dan rampasan Abrahah dengan pasukannya itu dikembalikan ke warga Mekkah.

Abrahah menganggap Abdul Muthalib pengecut, dia hanya meminta 200 ontanya dikembalikan, tidak peduli dengan rencana Abrahah menghancurkan Ka'bah. Dengan yakinnya Abdul Muthalib menjawab. "Onta ini milik saya, dan saya yang wajib menjaganya, sedangkan Ka'bah itu milik Allah, saya serahkan kepada pemilik-Nya."

Abrahah semakin marah, dan mewujudkan niatnya menghancurkan Ka'bah, dan sebelum sampai ke Ka'bah, pertolongan Allah itu datang, hancurlah mati kepanasan tentara Abrahah dan gajahnya oleh serangan burung yang menjatuhkan batu panas dari langit. Kejadian ini diabadikan dalam Al-Qur'an surat Al-Fiil.

Masih kuatir para teroris itu menyerang tanah haram? Cukup Allah yang menjaganya!

(Fachim Harharah)