Dari Sabang sampai Merauke, hingga negara-negara Asia Tenggara, terutama Malaysia, Singapura, dan Thailand, kemungkinan akan merayakan tahun baru 2016 dalam suasana kabut asap.
Herry Purnomo, ilmuwan di Pusat Penelitian Kehutanan Internasional, mengatakan pemadaman kebakaran hutan kemungkinan berlangsung sampai tahun depan.
“Pemadaman kemungkinan berlangsung sampai Desember atau Januari 2016,” ujar Herry Purnomo.
Ia menambahkan hotspot telah mencapai Papua, wilayah yang selama ini terhindar dari kebakaran hutan.
“Ini disebabkan orang membuka lahan pertanian baru untuk sawit,” ujar Herry seperti dikutip channelnews.
Pemadaman kebakaran di Sumatera dan Kalimantan, yang sampai saat ini masih terus dilakukan, relatif telah gagal. Ini terbukti dengan kabut asap yang masih pekat di Jambi dan Sumatera Selatan.
Kabar terbaru, seperti dilansir The Star, kabut asap menyelimuti beberapa negara bagian Malaysia; Perak, Selangor, Negri Sembilan, Malaka, Johor, Kuching dan Tawau. Di Putra Jaya, sekolah kemungkinan akan ditutup sampai Selasa (20/10), karena tidak adanya perbaikan kualitas udara. Seorang pejabat senior sebuah perusahaan yang aktif di kawasan hutan Indonesia mengatakan bukan tidak mungkin kabut asap berlanjut sampai Maret 2016.
Indonesia biasanya memasuki musim hujan pada Oktober atau November. Tahun ini, akibat fenomena El Nino monster, hujan diperkirakan baru akan turun Desember 2015.
Akibatnya, upaya mengendalikan kebakaran menjadi sia-sia. Satelit NASA melaporkan terdapat 1.729 titik api di seluruh Indonesia pada Rabu pekan lalu, atau dua kali lebih banyak dalam dua tahun terakhir.
Setengah dari kebakaran hutan terjadi di lahan gambut yang kaya karbon, terutama di Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah dan Selatan, Sulawesi, dan Papua.
Sumber: http://ift.tt/1NRVzm4