DPRD DKI Buat Perda Diskotek Tutup Pukul 24.00, Pemprov Keberatan


Ketua Badan Legislasi Daerah (Balegda) DPRD DKI Mohamad Taufik mengatakan, pihaknya sudah menentukan batas jam operasional diskotek di Jakarta.

Hal tersebut akan dimasukkan dalam rancangan peraturan daerah (raperda) tentang kepariwisataan yang akan disahkan pekan depan.

"Jam 24.00 sudah tutup ya. Ini sudah keputusan, sudah sepakat," ujar Taufik, seperti dilansir Kompas, Jumat (2/10/2015).

Taufik mengatakan sudah tidak ada tawar-menawar lagi mengenai batasan jam operasional tersebut. Dalam pembahasan raperda kepariwisataan itu, dibahas juga tempat karaoke, sauna, griya pijat, dan live music.

Setelah raperda ini disahkan, Gubernur DKI, Polda Metro Jaya, Badan Narkotika Nasional (BNN), dan Pangdam Jaya harus segera berkoordinasi untuk menyosialisasikan aturan baru tersebut. Jajaran eksekutif khususnya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan serta Satpol PP juga wajib menjalankan regulasi ini.

"Harus diingat lho, aturan dibuat untuk ditaati dan dijalankan," ujar dia.

Namun Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta Purba Hutapea menilai, usulan anggota Dewan yang menginginkan agar operasional diskotek ditutup hanya sampai pukul 24.00 tidak tepat.

Hutapea mengatakan, waktu tersebut adalah waktu saat para pengunjung diskotek baru berdatangan ke lokasi.

Purba mengatakan, para pengunjung diskotek di Jakarta adalah warga negara asing dan pekerja swasta yang rata-rata baru menyelesaikan pekerjaannya pukul 20.00. Menurut Purba, mereka biasanya baru menuju diskotek pukul 22.00.

"Beda dengan di Bali. Kalau di Bali kan pukul 17.00 sudah mulai ramai. Kalau di Jakarta pukul 20.00 baru pulang kerja, kena macet, pukul 22.00 baru sampai. Masa tutup pukul 24.00. Baru datang, sudah tutup," ujar Purba saat dihubungi, Jumat (2/10/2015), lansir tribunnews.

Dia mengatakan, alasan tidak mungkinnya diskotek di Jakarta tutup pukul 24.00 telah disampaikan para pengusaha hiburan malam ke Badan Legislasi Daerah di DPRD.

Karena itu, ia menilai, seharusnya anggota Dewan mendengarkan aspirasi tersebut. "Sekarang DPRD sudah mendengar suara rakyatnya. Rakyatnya siapa? Ya, para pengusaha diskotek itu. Pengusaha sudah meminta agar operasional diskotek seperti saat ini, yakni mulai tutup pukul 02.00," ujar Purba.