RAKYAT MESIR MEMBOIKOT PEMILU PARLEMEN, PEMILU ABAL-ABAL REZIM SISI GAGAL TOTAL
Hanya 2,27% dari 27 juta pemilih yang menggunakan hak pilihnya pada tahap pertama pemilihan parlemen Mesir.
Pengamat dan media pro dan anti-kudeta telah sepakat bahwa jumlah pemilih berada pada angka yang sangat rendah di semua propinsi di mana pemungutan suara dilaksanakan.
Situs berita online Arabi21 melaporkan tidak ada pemilih yang hadir sepanjang hari di sejumlah TPS. Jalan-jalan dan kotak suara kosong dan tidak terlihat adegan kompetisi dan diskusi hangat yang bisanya mewarnai pemilu Mesir sebelumnya. Situasi ini belum pernah terjadi sebelumnya, bahkan tidak terlihat pada masa digulingkannya Presiden Hosni Mubarak.
Aktivis di media sosial membuat postingan video kendaraan angkatan bersenjata berkeliaran di jalanan Al Fayyum dengan pengeras suara menyiarkan lagu-lagu pro-Sisi seperti "Bushrat Khair" dan "Tislam Al-Ayadi" dalam upaya putus asa untuk mendesak warga keluar dan menggunakan hak suara. Dalam video terlihat tentara menari dan memohon pemilih untuk pergi ke TPS. Bahkan mereka juga menggendong warga lanjut usia untuk bisa hadir di TPS. (lihat video: https://www.youtube.com/watch?v=QdhuJ-2Xrcg&feature=youtu.be)
Salah satu kandidat di daerah Al-Haram terpaksa mendistribusikan kebab gratis dan makanan kofta untuk pemilih dan mendorong mereka untuk berangkat ke tempat pemungutan suara.
Dalam upaya untuk mendorong warga untuk keluar dan memberikan suara mereka, media pro-kudeta menyiarkan gambar selebriti dan tokoh masyarakat yang sedang memberikan suara mereka.
Penyiar TV mengimbau seniman dan olahragawan untuk pergi ke tempat pemungutan suara dalam upaya mendorong warga untuk mengambil bagian.
Menteri Dalam Negeri Mayor Jenderal Abdel Magdi-Ghaffar meminta warga untuk mengambil bagian dalam pemilu. Dia menekankan bahwa kondisi keamanan di dan sekitar TPS stabil dan bahwa tidak ada hambatan untuk menghalangi partisipasi setiap warga negara dalam memberikan suara.
Setelah menyadari bahwa segala bujukan tidak berhasil menarik warga ke TPS, pemerintah terpaksa mengancam warga dengan denda.
Sebuah sumber dalam Komite Pemilihan Agung menekankan bahwa setelah hari kedua pemungutan suara berakhir, nama-nama pemilih yang tidak memberikan suara mereka akan dikirim ke kantor kejaksaan dan tindakan hukum akan diambil terhadap mereka.
Sumber tersebut juga menjelaskan bahwa mereka yang tidak memberikan suara mereka akan dikenakan sanksi dengan denda maksimal 500 pound Mesir ($ 63).
*Foto: Dua tentara Mesir menggotong seorang kakek untuk dibawa ke TPS di Provinsi Giza Mesir (18/10/2015)
__
Sumber : Middle East Monitor
Diterjemahkan: Middle EAST Update