Menjaga Keseimbangan Partai Dakwah
(Catatan Kecil Kader Dakwah)
Keseimbangan (tawazun) adalah Sunnatullah, Keseimbangan adalah prinsip dan syarat keberlangsungan hidup.
Tanpa keseimbangan, alam dan manusia akan binasa, apalagi sebuah organisasi atau partai.
Menjaga keseimbangan adalah keniscayaan, kalau Partai Dakwah ingin tumbuh dan besar serta berkontribusi optimal utk ummat maka harus selalu menjaga keseimbangan.
Momentum suksesi kepemimpinan Partai Dakwah 2015 di tingkat nasional, provinsi dan kabupaten/kota ini menjadi titik tolak dalam mewujudkan keseimbangan dalam mewujudkan cita-cita Partai Dakwah.
Ada beberapa hal keseimbangan yg hrs dijaga dalam Partai Dakwah :
1. Menjaga keseimbangan antara PARTAI DAKWAH dan PARTAI POLITIK. Partai Dakwah adl identitas yg kita sematkan sendiri, karena orientasi Partai ini adalah dakwah. Namun dalam ranah publik bagaimanapun tetap terikat dgn logika Partai Politik, terikat dg konstitusi yg mengatur sebuah partai politik. Dan juga kadangkala terikat dg fatsun2 politik yg tdk tertulis. Sebagai Partai Dakwah maka logika dakwah dan misi dakwah hrs tetap melekat, semangat amar ma'ruf nahi mungkar menjadi ruh dalam partai dakwah. Namun pada kenyataannya Partai Dakwah juga Partai Politik yg punya keterbatasan yg dibatasi konstitusi dan fatsun politik, dimana kadangkala semangat amar ma'ruf nahi mungkar berseberangan dg konstitusi dan fatsun politik. Di sinilah tantangannya, menjaga keseimbangan semangat amar ma'ruf nahi mungkar dan menyesuaikan semangat amar ma'ruf itu dg konstitusi dan fatsun politik. Ketika pada titik ekstrim salah satu lebih dominan dan tdk dijaga keseimbangannya maka ada efek2 negatif dlm hasil-hasil capaiannya.
2. Menjaga keseimbangan TARBIYAH dan EKSPANSI POLITIK. Tarbiyah bukan segala-galanya tetapi segala-galanya dimulai dr Tarbiyah. Begitulah salah satu aksioma Partai Dakwah. Partai Dakwah lahir dr rahim tarbiyah, manhaj tarbiyah lah yg menempa para kader sehingga lahirlah Partai Dakwah. Mekanisme tarbiyah lah yg menjadi rujukan dalam mengelola Partai Dakwah. Seleksi kader dlm amanah2 Partai sgt memperhatikan value tarbiyah. Tetapi sbg Partai Politik, Partai Dakwah dituntut utk melakukan ekspansi utk mempertahankan eksistensi dan pengaruhnya di masyarakat. Masuk pada kontestasi pemilu adl tugas partai politik, dan itu mengharuskan ekspansi politik. Masuk ke kantong2 masyarakat, bergulat dg persoalan mereka, berhadapan dg value yg bertentangan dg value Partai Dakwah dan value tarbiyah, menghadapi kritik dan perbedaan di masyarakat adl resiko dr kontestasi dan ekspansi politik. Budaya money politic, black campaign, serangan fajar dlm konstestasi politik adl bagian dr realitas lapangan. Apakah Partai Dakwah dpt menyeimbangkan antara Tarbiyah yg solid dg ekspansi politik yg jauh dr nilai tarbiyah. Adaptasi nilai2 tarbiyah dg fakta lapangan butuh ijtihad lapangan yg kreatif dan cerdas. Mampukah Partai Dakwah melakukannya?
3. Menjaga keseimbangan antara KONSOLIDASI KADER dan DUKUNGAN PUBLIk. Partai Dakwah juga Partai Kader, dimana kader adl backbone Partai Dakwah. Integritas kader sgt menjadi perhatian penting Partai Dakwah, sarana2 inti dan sarana penunjang utk membina dan mengembangkan potensi kader sgt diperhatikan dan di prioritaskan. Namun sbg Partai Dakwah dan jg Partai Politik, dukungan publik hrs optimal demi eksistensi dan pengaruh Partai Dakwah di masyarakat dan institusi negara. Dukungan publik harus maksimal, maka kader2 Partai Dakwah tdk cukup hanya menjaga integritas mereka saja sendirian, integritas yg ada pada diri kader Partai Dakwah hrs ditularkan ke masyarakat banyak, dg cara2 yg membangun simpati publik. Penetrasi ke masyarakat dg nilai-nilai kebaikan hrs massiv tapi terencana, sehingga masyarakat nantinya bagian dr konsolidasi Partai Dakwah yg tidak terpisahkan.
4. Menjaga keseimbangan antara KUALITAS SDM dan KONTRIBUSI. Kader Partai Dakwah adl kader yg memiliki banyak latar belakang keilmuan dan keterampilan, dipenuhi oleh para pakar berbagai bidang keilmuan. Karena SDM Partai Dakwah di bentuk utk menjadi Kader yg memiliki spesialisasi.Namun kualitas SDM yg hebat itu tidak boleh hanya bermanfaat secara terbatas. Kualitas SDM yg dimililiki oleh Partai Dakwah harus bisa dinikmati oleh masyarakat luas dan negara. Kualitas SDM yg hebat juga harus diimbangi dg Kontribusi nyata di masyarakat. SDM Partai Dakwah yg berkualitas tdk boleh "autis" hidup dlm duniamya sendiri. SDM Partai Dakwah hrs hidup dan bermanfaat di tengah kehidupan masyarakat, karena tdk mungkin membangun bangsa ini tanpa melibatkan masyarakat.
5. Menjaga keseimbangan antara DINAMIKA ORGANISASI dan AMAL JAMA'I. Perbedaan pendapat, perbedaan karakter dan perbedaan cara mengambil keputusan adl keniscayaan dlm organisasi. Perbedaan tsb adalah bagian dari Sunnatullah dan merupakan kekayaan dlm organisasi. Perbedaan tsb tidak boleh menjadi penghalang amal jama'i. Partai Dakwah membutuhkan Multi talenta SDM dlm pertumbuhannya. Perbedaan tidak boleh menjadikan banyak potensi SDM Partai Dakwah yg tidak terakomodir dan berserakan dan tidak menjadi produktif. Mekanisme organisasi Partai Dakwah hrs bisa memberdayakan semua potensi SDM yg ada berbasis pada kapasitas dan kompetensi bukan berdasar like or dislike. Jargon Profesional hrs dimunculkan sbg bukti Partai Dakwah adl Partai Modern yg menghargai setiap potensi SDM.
6. Menjaga keseimbangan antara KEPUTUSAN QIYADAH dan ASPIRASI KADER. Sami'na wa atho'na adl aksioma dalam Partai Dakwah. Aksioma ini adl bagian dr yg menguatkan soliditas Partai Dakwah. Dalam pertumbuhannya daya jangkau pengaruh Partai Dakwah semakin luas dan semakin heterogen, sehingga berbagai macam situasi dan kondisi yg terjadi di lapangan dakwah sangat kompleks. Dalam proses pengambilan keputusan para qiyadah hrs mampu membaca lapangan dgn baik dan komprehensif. Kader2 di lapangan yg sehari-hari berinteraksi dg masyarakat adl garda terdepan yg bersentuhan langsung dg keluhan dan persoalan masyarakat. Aspirasi kader dibawah sbg kepanjangan tangan dr masyarakat jg harus diperhatikan. Partai Dakwah hrs memiliki mekanisme organisasi yg menjadikan aspirasi kader di bawah merupakan bagian dr keputusan qiyadah di atas, sehingga tidak ada kesenjangan yg terlalu jauh antara keputusan qiyadah dg aspirasi kader.
7. Menjaga keseimbangan antara REKRUTMEN KADER dan MENDULANG SUARA. Kader adl backbone Partai Dakwah, semakin panjang dan berat beban dakwah, maka hrs semakin bertambah jumlah kader yg hrs memikul beban dakwah tsb. Rekrutmen kader adl sebuah keharusan, karena itu adl syarat regenerasi Partai Dakwah. Merekrut kader bukanlah pekerjaan mudah, tapi bukan mustahil. Diperlukan perencanaan yg sistematis serta daya dukung yg lengkap. Namun rekrutmen kader hrs diimbangi dg pendulangan suara dlm kontestasi politik di Pemilu, karena suara pemilu adl indikator eksistensi Partai Dakwah di masyarakat dan negara. Rekrutmen kader adl syarat eksistensi tetap kokoh tegaknya Partai Dakwah, tetapi suara pemilu adl yg mengokohkan eksistensi Partai Dakwah di tengah masyarakat dan negara. Kegagalan menjaga keseimbangan antara rekrutmen kader dan mendulang suara berakibat pada eksistensi Partai Dakwah.
8. Menjaga keseimbangan antara STABILITAS dan REGENERASI. Organisasi butuh stabilitas dlm melaksanakan kerja2 organisasinya begitu juga Partai Dakwah. Tetapi stabilitas tdk boleh menghambat proses regenerasi dlm Partai Dakwah. Dgn alasan stabilitas, kadangkala regenerasi tdk berjalan, karena sebagian org senang berada dlm "zona nyaman", senang bekerja dg kelompoknya atau yg sdh biasa bekerja dengannya. Padahal banyak kader2 yg penuh talenta yg siap mengisi ruang2 kontribusi dakwah di berbagai bidang dan segment apabila diberi kesempatan. 4L (Lo Lagi Lo Lagi) dlm menjaga stabilitas organisasi sdh hrs ditinggalkan, Partai Dakwah butuh regenerasi bukan sekedar rekomposisi, Partai Dakwah kadangkala butuh juga "young and fresh" di samping butuh "hikmatusyuyukh".
9. Menjaga keseimbangan antara OPTIMALISASI KERJA dan CITRA PUBLIK. Partai Dakwah adl Partai Kerja. Karena orientasi Partai Dakwah adl amal sholeh. Namun situasi kondisi sekarang dimana akses informasi terbuka lebar, maka kerja2 Partai Dakwah hrs bisa di ketahui publik, bukan dlm rangka pencitraan tetapi sbg tgg jawab publik krn sdh mempercayakan suaranya kepada Partai Dakwah. Bekerja tetapi dianggap tdk bekerja oleh publik akan mengendurkan kepercayaan publik, oleh sebab itu dibutuhkan sosialisasi massiv dan terencana sosialisasi kerja2 Partai Dakwah sehingga citra Partai Dakwah tetap positif di mata publik.
10. Menjaga keseimbangan antara NARASI dan EKSEKUSI. Partai Dakwah sdh memiliki platform yg menjadi pijakan dlm melakukan kerja2 organisasi dan politiknya. Platform yg disusun sudah mencoba memotret scr komprehensif. Platform adl gambaran narasi Partai Dakwah terhadap persoalan bangsa. Namun platform ini belum signifikan di eksekusi sbg rujukan kebijakan Partai Dakwah, masih banyak kesenjangan antara narasi dan eksekusi. Partai Dakwah hrs seimbang antara merumuskan narasi dgn kemampuan mengeksekusi narasi tsb, sehingga Partai Dakwah bukan partai yg hanya punya narasi di atas kertas tp narasi yg bisa punya kontribusi peradaban.
11. Menjaga keseimbangan antara INTEGRITAS dan LOGISTIK DAKWAH. Partai Dakwah butuh logistik, itu adl fakta. Dakwatuna, sunduquna wa juyyubuna (dakwah kami dr kantong dan brankas kami) adl aksioma Partai Dakwah. Tetapi dlm ranah lapangan politik cost dakwah dan politik cukup besar. Ikhtiar dlm mencari sumber daya financial jg hrs menjadi perhatian. Kemampuan mencari logistik tanpa hrs mengorbankan integritas menjadi tantangan yg serius utk Partai Dakwah. Menjaga keseimbangan antara 2 hal ini adl keharusan.
11 point diatas mudahmudah-an menjadi catatan bermanfaat bagi para kader yang nantinya diberikan amanah dalam mengelola Partai Dakwah di tingkat provinsi dan kota/kabupaten.
Selamat Memilih dan Dipilih, semoga Allah SWT memberkahi setiap langkah Partai Dakwah.
by @irfanenjo
EnjoCity Pulogadung, Awal Oktober 2015