Istanbul, Turki – Setelah melalui diskusi yang lama, akhirnya para pakar dan peserta yang hadir dalam kongres penyatuan kalender hijriah (The International Hijri Calendar Union Congress, Istanbul, 28-30 Mei 2016) menyepakati kalender unifikatif sebagai kalender Islam internasional yang akan diberlakukan di seluruh dunia.
Kongres ini dihadiri pakar astronomi dan para ulama dari sekitar 60 negara.
Sehari sebelumnya dua konsep kalender, yaitu kalender unifikatif dan kalender zonal, di godok oleh para pengkaji. Sempat terjadi perdebatan sengit antara dua kubu pendukung konsep kalender tersebut pada hari kedua kongres. Hal itu seperti diungkapkan Nidhal Guessoum dalam fanspage resminya, Ahad (29/5/2016).
“Diskusi panas terjadi hari ini (hari kedua) di arena kongres penyatuan kalender Islam. Jalaluddin Khanji memaparkan kalender Islam unifikatif dan Haiman Mutawalli memaparkan kalender Islam zonal. Selain itu Muhammad Odeh juga memberikan pemaparan tentang perbedaan dua konsep kalender tersebut.” ungkap Nidhal, Ahad (29/5/2016).
Kalender Islam unifikatif ini adalah konsep kalender dengan prinsip satu hari satu tanggal di seluruh dunia, dengan patokan konjungsi di GMT. Adapun kalender zonal yaitu kalender yang membelah dunia menjadi dua tanggal berdasarkan zona barat dan timur.
Tidak menemukan titik temu di hari kedua kongres, panitia dan forum menyepakati untuk melakukan voting keesokkan harinya. Di hari terakhir itu, konsep kalender unifikatif terpilih sebagai kalender Islam internasional untuk diberlakukan di seluruh dunia mengalahkan konsep kalender zonal.
(suasana voting)
“Forum telah menyepakati untuk memilih kalender Islam unifikatif sebagai kalender yang diberlakukan di seluruh dunia. Kalender ini berdasarkan hisab astronomi, namun demikian tidak mengabaikan rukyat fikliah begitu saja. Kalender unifikatif yang kita sepakati ini merupakan gagasan seorang pakar bernama Jamaluddin ‘Abdurraziq.” jelas Muhammad Ghurmazi, ketua Urusan Keagamaan Kepresidenan Turki (Presidency of Religious Affairs), dalam siaran persnya seperti dikutip daralakhbar.com, Senin (30/5/2016).
Ketua Persatuan Ulama Muslim Internasional, Syaikh Dr. Yusuf al-Qaradawi dalam pidatonya di Kongres ini menyatakan bahwa "Masyarakat dunia sedang berupaya menyatukan kalender hijriah, di mana warga Muslim seluruh dunia berpuasa dalam hari yang sama, dan berbuka (Hari Raya) dalam hari yang sama." (“المجتمعين يسعون لتوحيد التقويم الهجري، حيث يصوم المسلمون في يوم واحد، ويفطرون في يوم واحد”)
Al-Qaradawi menegaskan, para ahli astronomi (ulama falak) "membantu para ulama syariat untuk menyatukan umat Islam mengenai Kalender," menekankan bahwa "Syariat bersama astronomi, dan tidak ada agama yang lebih membutuhkan ilmu pengetahuan, seperti agama Islam, kita telah kalah dari Barat dalam ilmu pengetahuan, padahal mereka dulu mengambilnya dari kita."
(ودعا القرضاوي، علماء الفلك إلى “مساعدة علماء الشريعة لتوحيد المسلمين فيما يخص التقويم الهجري”، مشددًا على أن “الشرع مع الفلك، ولا يوجد دين حثّ على العلم مثل الدين الإسلامي، فنحن سبقنا الغرب في العلم، لكنهم أخذوه منا وطوروه”)
Sumber: tarjih.or.id, trtarabic.tv