SETNOV DAN BLUNDER JOKOWERS-AHOKERS


Oleh: @jonru

Dulu, saat rame kasus ‪#‎PapaMintaSaham, ada ribuan haters yang mendesak saya untuk membahas Setyo Novanto (SN). Mungkin mereka mengira SN itu junjungan saya, sehingga saya tak mungkin berani membahasnya.

Saya sejujurnya merasa sangat geli di dalam hati. Sebab saya tahu persis, kasus #‎PapaMintaSaham ini cuma sandiwara. Di balik pertengkaran yang muncul di ruang publik, diam-diam di belakang terjadi deal-deal tertentu. Saya dapat informasi A1 dari sejumlah tokoh papan atas.

Saya merasa konyol jika harus membahas si SN ini. Buat apa? Tak penting banget. Buat apa kita ribut-ribut membahas SN, jika di belakang layar mereka justru pada tertawa semua? Kita yang rugi, mereka yang senang.

Dan hal tersebut pernah saya jelaskan di fan page ini (walau dengan bahasa yang belum terlalu "vulgar", karena saat itu sandiwara tersebut belum terungkap). Namun lagi-lagi para haters kembali membully saya, menuduh saya tidak berani, dan seterusnya.

Dan sekarang, sandiwara tersebut pun TERKUAK dengan sejelas-jelasnya. SN diangkat jadi Ketua Umum Golkar, dan Golkar mendukung pemerintahan Jokowi. Bahkan kemarin, Golkar dengan resmi mendukung Ahok pada Pilkada DKI 2017.

Maka, lengkaplah sudah BLUNDER tersebut:
Para Jokowers dan Ahokers yang dulu membully SN, kini mati kutu tak berdaya. Sebab SN kini berada di kubu mereka.

Orang yang dulu mereka bully habis-habisan, YANG MEREKA TUDUH SEBAGAI KORUPTOR, kini menjadi bagian dari geng mereka.

Jika dulu #‎PapaMintaSaham, kini sudah berubah jadi ‪#‎PapaTemanAhok‬#‎PapaMintaDukungan‬#‎PapaGabungkeJokowi‬.

PESAN MORALNYA ADALAH:
Dalam dunia politik, janganlah jadi orang yang terlalu naif. Di balik semua peristiwa politik yang ada, ada permainan-permainan yang belum kita ketahui.

Selama ini, Anda mungkin hanya membaca berita dari media-media secara tekstual. Anda lupa konteksnya. Anda lupa permainan seperti apa yang terjadi di balik layar.

Alhamdulillah....
Karena sudah tahu permainan-permainan seperti itu, maka saya merasa bersyukur karena tak mudah tertipu oleh berita-berita di media massa.

SEBAGAI CONTOH:
Saya tahu kenapa Jokowi dicalonkan oleh PDIP menjadi Presiden, padahal Megawati sangat tidak menyukai itu, padahal di PDIP sendiri Jokowi sama sekali tidak dianggap. Secara logika sederhana saja, ini sangat aneh, bukan?

Selamat berpikir cerdas. Jadilah orang normal dan waras yang tidak mudah tertipu oleh pencitraan dan permainan politik yang serba misterius.

Salam Sukses!