Kemenangan Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) dalam pemilu 1 November kemarin, yang memberikan partai ini kemampuan membentuk pemerintahan tanpa koalisi adalah berita bagus untuk para investor asing, para ahli memberitahu Anadolu Agency pada Senin (2/11).
“Akhir dari instabilitas politik di Turki adalah berita bagus untuk para investor asing,” sebut Chrisptoher Dembik, seorang ekonom dari Saxo Banque di Paris, dalam sebuah wawancara pada Minggu malam. “Kita dapat memprediksikan koherensi dalam kebijakan keuangan dan aksi-aksi yang lebih cepat dalam reformasi struktural.”
Menteri Keuangan Turki Mehmet Simsek memberitahukan pada media di hari Minggu bahwa instabilitas politik telah berakhir dengan kemenangan AKP. “Ini adalah kesempatan besar bagi kami untuk melakukan reformasi,” sebutnya.
Berdasarkan 99,58 % suara yang telah dihitung KPU Turki, AKP mendapatkan 49,41 % suara—proporsi yang lebih tinggi dari prediksi survey manapun—memenangkan 316-17 kursi di parlemen (57% dari total 550 kursi).
Reaksi awal para investor dapat dilihat dari peningkatan tajam nilai tukar mata uang Lira Turki terhadap dolar. Nilai Lira meningkat sebesar 3% terhadap dolar sesaat setelah pemilu, dan pada hari Senin pagi diperdagangkan di level 2.81 per dollar Amerika Serikat.
Indeks BIST 100 bursa saham Istanbul mengalami peningkatan tajam ke level 83,600 poin.
“Investor telah mengkhawatirkan mengenai kemungkinan perpanjangan periode instabilitas, menduga bahwa tak satu partai pun dapat memerintah sendiri setelah pemilu 1 November,” jelas Neil Shearing, ketua ekonom Emerging Markets di perusahaan Capital Economics, dalam sebuah wawancara pada Minggu malam.
“Dengan terwujudnya sebuah pemerintahan yang stabil, pemerintah dapat mengambil tindakan untuk mengurangi defisit neraca berjalan dan untuk menstimulasi penciptaan lapangan pekerjaan. Para investor sekarang dapat mengharapkan pemerintah untuk mengambil langkah demi peningkatan pertumbuhan ekonomi,” sebut Shearing. “Periode ini adalah transisi yang penting untuk Turki.” Defisit neraca berjalan berada di level 5% dari Produk Domestik Bruto di bulan Oktober, menurut statistik resmi.
Stabilitas telah menjadi isu penting untuk Turki seperti yang dikemukakan oleh perusahaan rating Fitch dalam catatannya tentang perekonomian Turki yang dikeluarkan pada 22 Oktober.
“Jika pemilu November berujung pada pembentukan sebuah pemerintahan yang stabil, reformasi strktural dan pertumbuhan ekonomi akan diuntungkan,” sebut catatan itu.
Fitch menyebut kesuksesan pemerintah dalam mengontrol pengeluaran sebagai sebuah factor kunci dalam keputusannya memberi rating.
“Faktanya, pemerintah sekarang akan berada dalam posisi lebih baik untuk terus mengontrol pengeluaran dan juga neraca keuangan," sebut Dembik. “Mereka juga dapat mengontrol kredit konsumen."
“Tidak ada keraguan bahwa pemerintahan yang lebih kuat akan mampu membentuk kebijakan dengan cara yang koheren,” sebut Davit Tittensor, analis politik Turki di Universitas Deakin, Melbourne, pada wawancara di saluran berita ABC News Australia pada Senin. Kemenangan ini akan membalikkan tren penurunan dalam beberapa bulan terakhir, dan menawarkan arah yang solid, imbuhnya.
Pemerintah Turki telah memperkirakan pertumbuhan ekonomi 3% pada 2015 dalam rencana ekonomi jangka menengah yang dikeluarkan pada 12 Oktober, tapi sekarang para ekonom berpendapat pertumbuhan lebih tinggi dapat dicapai.
“Akhir dari instabilitas politik dapat melancarkan arus investasi yang telah tertahan selama beberapa bulan sebelum pemilu,” sebut Dembik.
Ketertarikan pada asset-asset dalam mata uang Lira Turki tidak diragukan lagi akan meningkat setelah hasil pemilu ini, sebut Bora Tamer Yilmaz, seorang ekonom di Ziraat Securities, Istanbul.
“Hasil pemilu ini akan memberi dampak positif yang besar bagi asset dalam mata uang lira- itu sudah pasti,” sebut Yilmaz. “Dan, dalam jangka panjang, Turki tak akan menghentikan proses institusionalisasinya. Institusi-institusi keuangan akan mengonfirmasikan rating ‘ramah’ investasi dan kemungkinan peningkatan rating sangat besar yang ditunjang oleh pendirian fiskal pemerintah yang sangat kuat,” tambahnya.
Sumber: http://ift.tt/1Nl1T46