Rais Aam PBNU KH Ma’ruf Amin menyambut baik diadakannya simposium nasional terkait ancaman kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI). Menurutnya, mewaspadai kebangkitan partai berlambang palu arit merupakan sebuah keharusan.
“Mewaspadai kemungkinan kembalinya PKI, komunis itu saya kira menjadi satu keharusan,” kata Kiai Ma’ruf kepada Kiblat.net seusai acara jumpa pers di Kantor MUI Pusat Jakarta, Selasa (31/05).
Dia menilai bahwa saat ini ada tanda-tanda dan penampakan kemungkinan kebangkitan PKI. “Karenanya gerakan (simposium) itu saya kira sangat baik sekali,” imbuhnya.
Kiai Ma’ruf, yang juga Ketua Majelis Ulama Indonesia, menambahkan bahwa MUI pun telah membentuk komite anti-komunis. Tujuan pertama dibentuknya komite itu adalah untuk memonitor sejauh mana potensi kembalinya komunis. Selain itu juga memonitor upaya-upaya yang dilakukan untuk menghidupkan paham yang dinyatakan terlarang di Indonesia tersebut.
“Dan melakukan pencegahan. Kita bekerja sama supaya komunis tetap dilarang dan tetap diwaspadai,” tandasnya.
MUI, terang Kiai Ma’ruf, melibatkan pihak-pihak lain dalam memantau keberadaan kelompok komunis. Hal itu dilakukan karena kalangan ulama tidak ingin PKI kembali ada di Indonesia.
Simposium nasional bertajuk “Mengamankan Pancasila dari Ancaman Kebangkitan Partai Komunis Indonesia dan Ideologi Lain” digelar hari ini dan besok, Rabu dan Kamis, 1-2 Juni 2016, di Balai Kartini, Jakarta.
Ketua pelaksana acara, Letjen TNI (Purn) Kiki Syahnakri mengatakan bahwa ide pelaksanaan simposium ini dilatarbelakangi kegelisahan atas ancaman keutuhan NKRI dan Pancasila.
Sejumlah pembicara dan tamu yang hadir antara lain pemimpin Front Pembela Islam, FPI, Rizieq Shihab, mantan Wapres Try Sutrisno, serta pimpinan MUI Cholil Ridwan.
Sumber: Kiblat